Kamis, 18 Mei 2017

Raja Salman bin Abdul Aziz, Pemersatu Arab Saudi

Setelah Raja Abdullah bin Abdul Aziz rahimahullah mangkat, Dewan Kerajaan Arab Saudi mengumumkan putra mahkota Salman bin Abdul Aziz sebagai raja baru, pelayan dua tanah suci. Rencananya pembaiatan akan dilakuan 23 Januari 2015, setelah shalat isya waktu setempat di istana kerajaan di Riyadh. Siapakah raja baru Arab Saudi ini? Mari sejenak mengenal biografi singkat beliau.


Putra Kabilah Kuat Dari Nejd

Salman bin Abdul Aziz dilahirkan pada 31 Desember 1935. Ia adalah anak ke-25 dari Raja Abdul Aziz bin Saud. Ibunya bernama Hassa al-Sudairi. Hassa dinikahi oleh Raja Abdul Aziz di awal tahun 1930-an. Saat itu Abdul Aziz menaklukkan wilayah Nejd, kemudian menikahi Hassa, wanita dari kabilah atau klan al-Sudairi salah satu kabilah terkuat di Nejd.

Di masa berikutnya, ternyata anak-anak Abdul Aziz dari klan al-Sudairi mewarisi karakter kepemimpinan dan kewibawaan kaumnya. Klan ini pun menjadi klan terkuat di lingkungan kerajaan dengan tujuh putra terbaik mereka. Mereka adalah:

    Fahd bin Abdul Aziz (1921-2005), raja ke-5 Arab Saudi yang memerintah dari 13 Juni 1982 hingga 1 Agustus 2005.
    Pangeran Sultan bin Abdul Aziz (1929-2011), menjabat sebagai menteri pertahanan dari tahun 1962 hingga 22 Oktober 2011 dan rangkap jabatan sebagai putra mahkota pada tahun 2005 hingga wafatnya pada 22 Oktober 2011.
    Pangeran Abdurrahman bin Abdul Aziz (lahir tahun 1931), wakil menteri pertahanan dari tahun 1978 hingga November 2011.
    Pangeran Nayif bin Abdul Aziz (1934-2012), menjabat sebagai menteri dalam negeri dari tahun 1975 hingga 2012, menjabat perdana menteri dan putra mahkota pada 27 Oktober 2011 hingga wafat pada 16 Juni 2012. Beliau merupakan seorang yang paling dibenci oleh al-Qaeda dan Syiah karena sikap tegasnya. Sehingga saat beliau wafat, sangat terlihat suka cita di kedua kelompok tersebut.
    Pangeran Turki bin Abdul Aziz (lahir tahun 1934) menjabat sebagai wakil menteri pertahanan pada 1968 hingga 1978.
    Salman bin Abdul Aziz (lahir tahun 1935), menjabat gubernur Riyad dari tahun 1963 hingga 5 November 2011, kemudian menjadi menteri pertahanan pada 5 November 2011, putra mahkota pada 18 Juni 2012 hingga 22 Januari 2015, dan sekarang menjadi raja Arab Saudi yang ke-7.
    Pangeran Ahmad bin Abdul Aziz (lahir tahun 1942), merupakan wakil menteri dalam negeri dari tahun 1975 hingga 18 Juni 2012, kemudian menteri dalam negeri dari 18 Juni 2012 hingga 5 November 2012.
    Berikutnya adalah Putri Luluwah, Lathifah, al-Jawharah, dan Jawahir.

Kehidupan Keluarga

Salman bin Abdul Aziz menikah sebanyak tiga kali. Pertama, ia menikahi Sulthanah binti Turki al-Sudairi, yang meninggal pada akhir Juli 2011di usia 71 tahun. Sulthanah adalah anak dari paman ibu Pangeran Salman, Turki bin Ahmad al-Sudairi. Dari pernikahan ini, Pangeran Salman dikaruniai 5 orang putra dan satu orang putri: Pangeran Fahd, Pangeran Ahmed, Pangeran Sultan, Pangeran Abdul Aziz, Pangeran Faisal, dan Putri Hussa.

Anaknya dari pernikahan keduanya dengan Sarah binti Faisal al-Subai’ai adalah Pangeran Saud. Anak-anaknya dari pernikahan ketiganya dengan Fahdah binti Falah bin Sultan al-Hithalayn adalah Pangeran Muhammad, Pangeran Turki, Pangeran Khalid, Pangeran Nayif, Pangeran Bandar, dan Pangeran Rakan.

Putranya, Fahd dan Ahmad telah meninggal karena serangan jantung. Anak keduanya, Sultan bin Salman, menjadi orang Arab dan anggota kerajaan pertama yang terbang ke luar angkasa pada bulan Juni 1985. Sultan bin Salman merupakan ketua Saudi Commission for Tourism and Antiques (SCTA). Abdul Aziz bin Salman menjadi wakil menteri perminyakan sejak tahun 1995. Faisal bin Salman adalah gubernur provinsi Madinah. Muhammad, adalah penasehat pribadinya di kementerian pertahanan dan di Crown Prince Court. Turki bin Salman menjadi ketua Penelitian dan Marketing Group Arab Saudi sejak Februari 2013, menggantikan kakaknya Faisal bin Salman.

Pada bulan Agustus 2010, Pangeran Salman menjalani operasi tulang belakang di Amerika Serikat dan harus sering check up keluar kerajaan untuk pemulihan. Ia juga pernah terserang stroke sedikitnya satu kali. Meskipun sudah diterapi gerakan lengan kirinya tetap terbatas. Penyakit lainnya yang diperkirakan diderita oleh Pangeran Salman adalah Demensia dan Alzhemeir. Semoga Allah memberikan kemudahan dan kesembuhan.

Pendidikan dan Karir Politik

Sebagaimana anak-anak Raja Abdul Aziz alu Saud yang lain, Salman pun disekolahkan di sekolah khusus untuk para pangeran. Di sana ia mempelajari ilmu agama dan sains modern. Sekolah ini dibangun oleh Raja Abdul Aziz untuk memfasilitasi pendidikan anak-anaknya sebagai kader penerus kepemimpinan kerajaan. Tradisi sekolah seperti ini telah dipraktikkan oleh para khalifah Umayyah, Abasiyah, hingga kekhalifahan Utsmani.

    Gubernur Riyadh

Salman bin Abdul Aziz diangkat menjadi gubernur Provinsi Riyadh pada tanggal 4 Februari 1963. Masa jabatannya berlangsung selama empat puluh delapan tahun, dari tahun 1963 sampai 2011. Sebagai gubernur, ia memberikan kontribusi untuk pengembangan Riyadh dari kota menengah ke kota besar metropolitan. Ia meningkatkan pariwisata, proyek-proyek penting, dan investasi asing di dalam negaranya. Dalam waktu 48 tahun, Pangeran Salman berhasil mengubah kota padang pasir, Riyadh, yang terisolasi menjadi kota yang dipadati gedung-gedung pencakar langit, universitas, dan jaringan makanan cepat saji.
Pemandangan Kota Riyadh di malam hari.
Pemandangan Kota Riyadh di malam hari.

Pangeran Salman berjuang memenuhi tuntutan ketersediaan rumah yang terjangkau dan fasilitas transportasi publik yang layak bagi empat juta penduduk kota itu. Jabatan Gubernur Riyadh ini membuat Salman sangat dikenal di dunia internasional, terutama juga karena kota ini kerap didatangi utusan internasional dan tamu-tamu VIP. Salman dengan cakap berhasil mengamankan investasi asing bagi ibu kota Arab Saudi itu. Ia juga membuka hubungan geopolitik dan ekonomi dengan Barat.

Ketika Pangeran Salman menjabat gubernur Riyadh, King Saud University di Riyadh didirikan. Sekarang universitas ini menjadi salah satu yang terbaik di Arab Saudi dan mulai diperhitungkan di dunia pendidikan tinggi internasional. Di antara kebijakan tegas yang Pangeran Salman putuskan adalah pada tahun 2011 ia mendeportasi pengemis asing dari Arab Saudi dan mengadakan program rehabilitasi di depatemen sosial bagi pengemis asli Arab Saudi. Pengemis-pengemis tersebut sengaja memanfaatkan kemurahan hati penduduk Arab Saudi.
Bus modern yang menjadi transportasi mahasiswa dan pegawai King Saud University
Bus modern yang menjadi transportasi mahasiswa dan pegawai King Saud University

    Menteri Pertahanan

Pada 5 November 2011, Pangeran Salman diangkat menjadi menteri pertahanan menggantikan saudara kandungnya yang menjadi putra mahkota, Pangeran Sultan bin Abdul Aziz. Pada hari yang sama, Pangeran Salman juga terpilih sebagai anggota Dewan Keamanan Nasional (NSC).

Alasan pengangkatannya sebagai menteri pertahanan karena memang ia memiliki kompetensi yang luar biasa. Pertama, sifatnya yang mengedepankan perdamaian dan diplomasi. Hal ini juga diketahui bahwa ia aktif berurusan dengan masalah internal keluarga kerajaan dan menengahi perselisihan di antara mereka. Kepandaiannya dalam diplomasi juga membuat ia disegani di kalangan suku-suku Arab Saudi. Menurut surat kabar Asharq al-Awsat sebagaimana dikutip Associated Press, Salman dikenal memiliki hubungan yang sangat luas dengan suku-suku di Arab Saudi dan pengaruhnya semakin memperluas jaringan bisnis keluarga kerajaan. Kedua, Pangeran Salman adalah putra generasi tengah dalam keluarga kerajaan; Oleh karena itu, ia bisa mengembangkan hubungan dekat dengan kedua generasi dalam masalah sosial dan budaya.

Setelah jalan diplomasi dianggap buntu, Pangeran Salman juga tidak segan menggunakan kekuatan militer. Contohnya ketika Arab Saudi ikut terlibat secara militer dalam melakukan serangan udara terhadap ISIS pada tahun 2014 kemarin.

    Putra Mahkota

Pada 18 Juni 2012, Pangeran Salman diangkat sebagai Putra Mahkota Arab Saudi tak lama setelah wafatnya saudaranya, Putra Mahkota Nayif bin Abdul Aziz. Dan sekaligus didaulat sebagai wakil perdana menteri. Pencalonannya sebagai putra mahkota dan wakil perdana menteri dianggap sebagai sinyal bahwa reformasi Raja Abdullah akan terus berkembang. Orang-orang pun menilai bahwa Pangeran Salman mengambil pendekatan yang lebih diplomatik terhadap tokoh oposisi, berbeda dengan bangsawan Arab Saudi lainnya. Mereka juga berpendapat bahwa Pangeran Salman sama seperti Raja Abdullah, sebagian besar fokus pembangunan pada peningkatan ekonomi bukan pada perubahan politik.

Pada tanggal 27 Agustus 2012, dewan kerajaan mengumumkan Pangeran Salman bertanggung jawab atas urusan negara karena Raja Abdullah mulai sakit-sakitan. Untuk mendekatkan hubungannya dengan rakyat, Pangeran Salman meluncurkan akun twitter @KingSalman pada tanggal 23 Februari 2013.

Raja Adalah Pelayan Kota Suci

Berbeda dengan raja-raja lainnya, Raja Arab Saudi justru memiliki gelar khadim yang secara harfiayah diterjemahkan sebagai pembantu. Raja-raja Arab Saudi adalah pembantu atau pelayan dua kota suci, Mekah dan Madinah. Raja pertama yang mengenakan gelar ini adalah Raja Fahd bin Abdul Aziz rahimahullah –kakak tertua Pangeran Salman- pada tahun 1986.

madinah

Setelah Raja Abdullah bin Abdul Aziz wafat pada dini hari tanggal 23 Januari 2015, dewan kerajaan menunjuk Pangeran Salman sebagai raja baru Arab Saudi menggantikan saudara tirinya tersebut. Sebuah amanah besar dan tugas yang berat sudah menanti beliau. Serangan ISIS dan separatis Syiah dari dalam dan luar negeri adalah ancaman serius yang menjadi prioritas pertama.

Semoga Allah memberinya taufik dan membantunya dalam mengemban amanah. Semoga melalui dirinya, Allah memberikan kemanfaatan yang besar bagi umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Sumber : http://kisahmuslim.com/4828-raja-salman-bin-abdul-aziz-pemersatu-arab-saudi.html