Perlu kita tahu, tak ada yang lebih indah dan mengesankan dibandingkan dengan hati yang ikhlas. Tapi, apakah berlaku dan menerima segala sesuatu dengan hati ikhlas adalah perkara mudah? Tidak. Ya, jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah tidak. Menjadi pribadi yang senantiasa ikhlas adalah suatu hal yang sulit, bahkan sangat sulit. Walau sangat sulit, bukan berarti berlaku dan menerima segala sesuatu dengan hati ikhlas adalah suatu hal yang tak mungkin dilakukan lho ya.
Secara perlahan dan bertahap, dengan perasaan sabar serta tulus, dipastikan bahwa kita akan memiliki hati yang ikhlas. Ya, walaupun tak sepenuhnya atau tak seratus persen kita benar-benar ikhlas. Untuk berlaku dan menerima segala sesuatu dengan ikhlas, setidaknya harus dibarengi dengan perasaan tenang dan senantiasa berpikir positif. Untuk berlaku ikhlas, setidaknya juga harus dibarengi dengan hati yang penuh penerimaan dan memasrahkan segalanya kepada sang Khalik.
Pasrah Bukan Berarti Kalah, Pasrah Juga Bukan Berarti Payah
Ada saat dimana kita harus merasa pasrah terhadap segala keadaan. Meski pasrah, bukan berarti kita adalah seseorang yang kalah. Bukan pula, kita adalah seseorang yang payah. Pasrah adalah dimana kita menerima segala hal dengan perasaan yang tulus dan pengharapan besar bahwa apa yang kita alami adalah kehendak terbaik dariNya.
Di balik segala kepasrahan yang kita lakukan, tetap disarankan untuk tetap ikhtiar dan yakin bahwa segala sesuatu yang indah akan datang suatu saat kelak. Di balik kepasrahan yang kita lakukan, juga sangat disarankan agar kita senantiasa berusaha serta berdoa meminta yang terbaik dariNya, meminta petunjukNya dan menyerahkan segalanya hanya kepadaNya.
Jangan Terlalu Memaksa Kehendak, Apalagi Salah dalam Bertindak
Ada saat dimana kita begitu menginginkan sesuatu hingga kita lupa bahwa apa yang kita inginkan bisa saja bukan yang terbaik buat kita. Karena keinginan tersebut, tak jarang kita pun akan melakukan berbagai cara dan terlalu memaksa kehendak. Kalau sudah memaksakan kehendak, salah bertindak pun menjadi masalah kita. Perasaan jadi semakin tak tenang, selalu merasa kurang dan sama sekali tak nyaman.
Sementara itu, tahukah kita apa dampak dari ini semua? Tak hanya merugikan diri sendiri, memaksakan kehendak hingga mendorong kita salah dalam bertindak juga akan merugikan orang-orang di sekitar kita, merugikan orang-orang yang kita cinta dan membuat perasaan mereka terluka serta kecewa. Kalau sudah begini, bukankah kita akan marah? Tak hanya marah pada orang-orang tersebut, bahkan kita tak jarang akan memarahi diri sendiri. Yang lebih mengerikan, sesekali kita pun akan marah dan menyalahkan sang pemilik nyawa. Lantas, siapa yang harusnya disalahkan jika sudah begini?
Tuhan Tidak Memberikan yang Kita Inginkan, Melainkan yang Kita Butuhkan
Ini merupakan nasehat lama yang harus kita maknai dalam-dalam. "Tuhan tak akan memberikan kita sesuatu yang kita inginkan, melainkan sesuatu yang kita butuhkan." Ya, Tuhan akan senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan. Dan yakinlah bahwa Tuhan selalu tahu apa yang kita butuhkan. Di balik semua rasa ikhlas yang ada di dalam hati dan penerimaan yang benar-benar tulus, akan ada suatu yang akan membuat kita senantiasa bahagia. Ada sesuatu yang akan senantiasa membuat kita merasa tenang, nyaman dan lebih dekat denganNya.
Seorang sahabat pernah mengatakan pada saya,
"Saat kamu memaksa mempertahankan semuanya, bisa jadi itu justru akan hilang darimu. Semua yang milikmu akan kembali padamu, tidak perlu memaksakan semuanya. Kalau itu memang tercipta dan digariskan untukmu, hati yang ikhlas akan menggiringnya kepada sesuatu yang membuatmu bahagia."
Saat kita bisa menjadi pribadi yang ikhlas, atau setidaknya penuh penerimaan, dipastikan hal ini akan membuat kita senantiasa merasa bahagia. Perasaan yang ikhlas juga akan menggiring kita kepada segala hal yang membuat senyum simpul di sudut bibir akan senantiasa merekah manis setiap harinya. Percaya saja, semakin kamu berusaha mengikhlaskan, semakin kamu akan merasa tenang dan nyaman.
Sumber : https://www.vemale.com/inspiring/lentera/99120-semakin-kamu-berusaha-mengikhlaskan-semakin-tenang-perasaan.html
Secara perlahan dan bertahap, dengan perasaan sabar serta tulus, dipastikan bahwa kita akan memiliki hati yang ikhlas. Ya, walaupun tak sepenuhnya atau tak seratus persen kita benar-benar ikhlas. Untuk berlaku dan menerima segala sesuatu dengan ikhlas, setidaknya harus dibarengi dengan perasaan tenang dan senantiasa berpikir positif. Untuk berlaku ikhlas, setidaknya juga harus dibarengi dengan hati yang penuh penerimaan dan memasrahkan segalanya kepada sang Khalik.
Pasrah Bukan Berarti Kalah, Pasrah Juga Bukan Berarti Payah
Ada saat dimana kita harus merasa pasrah terhadap segala keadaan. Meski pasrah, bukan berarti kita adalah seseorang yang kalah. Bukan pula, kita adalah seseorang yang payah. Pasrah adalah dimana kita menerima segala hal dengan perasaan yang tulus dan pengharapan besar bahwa apa yang kita alami adalah kehendak terbaik dariNya.
Di balik segala kepasrahan yang kita lakukan, tetap disarankan untuk tetap ikhtiar dan yakin bahwa segala sesuatu yang indah akan datang suatu saat kelak. Di balik kepasrahan yang kita lakukan, juga sangat disarankan agar kita senantiasa berusaha serta berdoa meminta yang terbaik dariNya, meminta petunjukNya dan menyerahkan segalanya hanya kepadaNya.
Jangan Terlalu Memaksa Kehendak, Apalagi Salah dalam Bertindak
Ada saat dimana kita begitu menginginkan sesuatu hingga kita lupa bahwa apa yang kita inginkan bisa saja bukan yang terbaik buat kita. Karena keinginan tersebut, tak jarang kita pun akan melakukan berbagai cara dan terlalu memaksa kehendak. Kalau sudah memaksakan kehendak, salah bertindak pun menjadi masalah kita. Perasaan jadi semakin tak tenang, selalu merasa kurang dan sama sekali tak nyaman.
Sementara itu, tahukah kita apa dampak dari ini semua? Tak hanya merugikan diri sendiri, memaksakan kehendak hingga mendorong kita salah dalam bertindak juga akan merugikan orang-orang di sekitar kita, merugikan orang-orang yang kita cinta dan membuat perasaan mereka terluka serta kecewa. Kalau sudah begini, bukankah kita akan marah? Tak hanya marah pada orang-orang tersebut, bahkan kita tak jarang akan memarahi diri sendiri. Yang lebih mengerikan, sesekali kita pun akan marah dan menyalahkan sang pemilik nyawa. Lantas, siapa yang harusnya disalahkan jika sudah begini?
Tuhan Tidak Memberikan yang Kita Inginkan, Melainkan yang Kita Butuhkan
Ini merupakan nasehat lama yang harus kita maknai dalam-dalam. "Tuhan tak akan memberikan kita sesuatu yang kita inginkan, melainkan sesuatu yang kita butuhkan." Ya, Tuhan akan senantiasa memberikan apa yang kita butuhkan. Dan yakinlah bahwa Tuhan selalu tahu apa yang kita butuhkan. Di balik semua rasa ikhlas yang ada di dalam hati dan penerimaan yang benar-benar tulus, akan ada suatu yang akan membuat kita senantiasa bahagia. Ada sesuatu yang akan senantiasa membuat kita merasa tenang, nyaman dan lebih dekat denganNya.
Seorang sahabat pernah mengatakan pada saya,
"Saat kamu memaksa mempertahankan semuanya, bisa jadi itu justru akan hilang darimu. Semua yang milikmu akan kembali padamu, tidak perlu memaksakan semuanya. Kalau itu memang tercipta dan digariskan untukmu, hati yang ikhlas akan menggiringnya kepada sesuatu yang membuatmu bahagia."
Saat kita bisa menjadi pribadi yang ikhlas, atau setidaknya penuh penerimaan, dipastikan hal ini akan membuat kita senantiasa merasa bahagia. Perasaan yang ikhlas juga akan menggiring kita kepada segala hal yang membuat senyum simpul di sudut bibir akan senantiasa merekah manis setiap harinya. Percaya saja, semakin kamu berusaha mengikhlaskan, semakin kamu akan merasa tenang dan nyaman.
Sumber : https://www.vemale.com/inspiring/lentera/99120-semakin-kamu-berusaha-mengikhlaskan-semakin-tenang-perasaan.html