Minggu, 02 April 2017

6 Faktor Penyebab Gangguan Gizi Buruk Pada Bayi Dan Anak

Gangguan gizi buruk pada bayi dan anak umumnya terjadi di negara miskin dan negera berkembang. Mengapa demikian? Walaupun saat ini era telah modern, pola kehidupan masyarakat di negara miskin dan berkembang pada umumnya masih memicu terjadinya gangguan gizi buruk pada bayi dan anak-anak terutama berkaitan dengan faktor ekonomi dan pengetahuan mendasar akan kesehatan dari masyarakat itu sendiri.

6 Faktor Penyebab Gangguan Gizi Buruk Pada Bayi Dan Anak


Berbeda halnya dengan pola masyarakat di negara maju, sistem pemerintahan yang telah tertata baik khususnya di bidang kesehatan telah menjamin setiap warganya dapat dengan mudah untuk mengakses pelayanan kesehatan kapanpun dan dimanapun warganya berada. Selain itu, pola masyarakat negara maju lebih terbuka dibandingkan masyarakat khususnya dalam hal pengetahuan di bidang kesehatan, hal ini lebih memudahkan mereka dalam hal menjaga kesehatan diri sendiri dan keluarganya begitupun dalam hal mengatasi gangguan gizi buruk pada anak-anak mereka.

Gangguan gizi pada bayi dan anak adalah kondisi tidak tercukupinya jumlah zat gizi pada makanan yang dikonsumsi oleh seorang bayi atau anak. Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi, baik secara langsung maupun tidak secara langsung dan bila hal tersebut dibiarkan terus-menerus akan menyebabkan infeksi pada mereka. Antara kecukupan gizi dan penyakit infeksi terdapat hubungan sebab akibat yang timbal balik sangat erat. Gizi buruk pada seorang bayi dan anak menyebabkan mudahnya terjadi infeksi karena daya tahan tubuh menurun. Berikut beberapa factor yang mendorong terjadinya gangguan gizi pada bayi dan anak secara umum.

6. Faktor Penyebab Gangguan Gizi Buruk Pada Bayi Dan Anak Secara Umum

1. Keterbatasan Penghasilan Keluarga (Faktor Ekonomi)

Penghasilan keluarga akan sangat menentukan hidangan makanan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. walaupun demikian, hendaklah dikesampingkan anggapan bahwa makanan yang memenuhi persyaratan gizi hanya mungkin disajikan di lingkungan keluarga yang berpenghasilan cukup saja, karena pada kenyataannya tidaklah demikian kondisi sebenarnya.

2. Pengetahuan Kesehatan Akan Gizi Makanan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari banyak keluarga berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif  baik tetapi tidak memiliki pengetahuan akan pentingnya gizi dalam makanan yang diberikan kepada bayi atau anak.

3. Jarak Kelahiran Yang Tidak Terencana

Hasil penelitian banyak membuktikan bahwa bayi dan anak yang menderita gangguan gizi buruk lebih dipicu karena seorang ibu yang sedang hamil lagi saat anaknya yang lain masih kecil akan menyebabkan kesempatan untuk memperhatikan asupan gizi saat hamil dan menyusui menjadi terabaikan.  Oleh karena itu, mengatur jarak kehamilan seorang ibu sangatlah penting agar memiliki waktu yang cukup untuk memperhatikan asupan gizi pada calon bayi dan anak-anaknya yang lain.

4. Prasangka Buruk Terhadap Bahan Makanan Tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan Bahan makanan itu dianggap dapat menurunkan prestise keluarga sehingga terabaikannya gizi yang tersaji.

5. Tradisi Pantangan Yang Merugikan

Berbagai kebiasaaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu yang masih sering kita jumpai terutama didaerah pedesaan. Kebiasaan wanita yang sedang hamil untuk memekan makanan tertentu yang tidak atas larangan dokter, sesungguhnya akan dapat merugikan kesehatan ibu itu sendiri. Larangan anak untuk makan telur, ikan, ataupun, daging hanya derdasarkan kebiasaan yang tidak ada dasarnyaq dan hanya diwarisi secara dokmatis turun temurun., padahal anak itu sendiri sanngat memerlukan bahan makanan serperti itu guna keperluan pertumbuhan tubuhnya. 

6. Kesukaan yang Berlebihan Akan Makanan Tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan kurang bervariasinya makanan dan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.

Nah, itu tadi adalah beberapa penjelasan mengenai 6 faktor penyebab terjadinya gangguan gizi buruk pada bayi dan anak. Secara keseluruhan faktor pemicu tersebut ternyata menitik beratkan pada bahu orang tua terkhususnya para ibu rumah tangga. Semoga artikel kesehatan ini bisa menambah wawasan para orang tua kiranya untuk selalu menjaga kesehatan bayi dan anak sedini mungkin dalam keluarga masing-masing.

Sumber : http://www.caramedis.com/6-faktor-penyebab-gangguan-gizi-buruk-pada-bayi-dan-anak/