Selasa, 28 Maret 2017

Suntik Silikon: Efek Samping dan Bahaya yang Ditimbulkan


Suntik silikon adalah praktik ilegal dan dilarang di sejumlah negara karena mengandung risiko kesehatan. Di Indonesia, belum ada aturan khusus yang mengizinkan atau melarang praktik ini. Maka dari itu, Anda sangat dianjurkan untuk menghindari praktik suntik silikon.

Silikon dikenal sebagai senyawa polimer dari unsur silikon dan oksigen. Silikon memiliki bentuk bermacam-macam dan tidak seluruhnya cocok digunakan kepada manusia. Dengan pertimbangan ini, penggunaan silikon dalam hal pengisi jaringan lunak manusia dinilai ilegal dan dilarang di sebagian besar negara-negara.


Pengisian jaringan dermal melalui suntikan umumnya dianggap aman, tetapi bisa menimbulkan efek samping.

    Efek samping awal: Dalam beberapa hari hingga minggu, teknik ini bisa menimbulkan efek samping berupa kulit kemerahan disertai perih, benjol, memar, gatal, reaksi hipersensitivitas, dan peradangan selama beberapa hari. Untuk meminimalkannya bisa dengan menekan dan menggunakan kompres es batu pada kulit yang mengalami infeksi.
    Efek samping tertunda: Efek samping tertunda bisa muncul dalam kurun berminggu-minggu hingga tahunan, seperti inflamasi granuloma, bintil, kesenjangan dan timbul jaringan parut, serta migrasi pengisian implan.

Akan tetapi hal ini kembali lagi pada material yang digunakan untuk mengisi jaringan kulit (filler). Saat ini, banyak material yang berbeda yang dapat digunakan. Akan tetapi silikon cair masih belum mendapat persetujuan keamanan dari pihak-pihak terkait.
Suntik Silikon dan Efek Samping yang Ditimbulkan
Penggunaan silikon cukup populer di bidang perawatan tubuh dan kecantikan wajah. Umumnya suntik silikon digunakan sebagian orang yang menginginkan langkah instan untuk tampil lebih cantik dan menawan. Lokasi suntik silikon yang sering dilakukan adalah pada wajah, payudara, pinggul, bokong, dada, lengan, hingga alat kelamin.

Salah satu negara yang melarang perawatan suntik silikon adalah Amerika sejak tahun 1992. Namun, masih ada saja oknum yang menggunakannya karena mudah didapat dan harganya lebih murah dibanding metode operasi plastik professional.

Silikon dalam bentuk cair sendiri telah digunakan selama lebih dari satu dekade lalu sebagai agen pembentuk dan pengisi jaringan dermal atau kulit. Seorang ahli radiologi menyatakan bahwa penggunaan suntik silikon cair dapat menimbulkan risiko yang mengancam jiwa penggunanya, yaitu: emboli paru. Sebuah studi yang meneliti 44 pasien pasca suntik silikon cair, 25 persen di antaranya meninggal karena perdarahan di paru.
Efek Samping Suntik Silikon untuk Membesarkan Payudara
Suntik silikon yang dilakukan bukan oleh dokter atau tenaga profesional kerap mengesampingkan sisi keselamatan pasien. Penggunaan jarum suntik yang berganti-ganti menciptakan risiko menularkan penyakit high immunodeficiency virus atau HIV/AIDS. Selain itu, konsumen akan dihadapkan kepada risiko tertular hepatitis B dan hepatitis C karena pencampuran darah dari pemakaian jarum yang berganti-gantian. Suntik silikon juga berisiko menyebabkan abses, bengkak parah, hingga kematian.

Untuk menghindari bahaya suntik silikon, pilih metode lain yang relatif lebih aman melalui konsultasi kepada dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat. Metode ini juga telah disetujui prosedurnya oleh pihak terkait. Umumnya dokter akan merekomendasikan metode implan payudara atau beberapa cara lain dalam membesarkan payudara secara aman.