Kelainan pada sistem gerak ditandai dengan adanya gangguan di sistem penyokong tubuh yang terdiri dari otot dan tulang. Meski tidak dianggap sebagai gangguan berat, tapi kondisi kelainan yang lebih parah dapat membuat penderita tidak mampu lagi mengontrol gerakan tubuhnya.
Sistem gerak berfungsi menyediakan dukungan bentuk stabilitas dan gerakan tubuh. Tulang, otot, tulang rawan, tendon, ligamen sendi dan jaringan penghubung lainnya akan saling bekerja sama mengikat jaringan dan organ. Selain itu, otak juga akan mengontrol gerakan melalui saraf yang mempersarafi otot-otot. Ketika impuls saraf dari otak sampai ke otot, maka akan terjadilah gerakan.
Penyebab Kelainan pada Sistem Gerak
Ketika ada gangguan yang menyerang otot, tulangd an sendi, maka sistem gerak akan terganggu. Beberapa faktor risiko seperti umur, riwayat keluarga, pekerjaan, gaya hidup dan aktivitas dapat berpengaruh pada bagian tertentu dari tubuh. Beberapa gejala yang dapat muncul dari gangguna ini adalah: nyeri berulang, pembengkakan, dan kaku sendi.
Selain itu, kelainan pada sistem gerak juga sering dikaitkan dengan gangguan pada kelompok sistem saraf. Hl ini dikarenakan saraf yang mempersarafi otot mengalami gangguan atau mati. Kelainan ini merupakan kondisi neurologis yang menyebabkan terganggunya gerakan spontan (voluntary movement). Akibatnya, fungsi sistem gerak seseorang makin lama bisa menurun atau melemah. Gejala yang dapat ditimbulkan adalah: kram, nyeri, dan otot terasa berkedut. Pada beberapa kasus juga dapat mempengaruhi jantung dan kemampuan bernapas.
Jenis-Jenis Kelainan pada Sistem Gerak
Berdasarkan komponen yang diserangnya, jenis-jenis kelainan pada sistem gerak dan neuromuskular meliputi:
Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)
ALS merupakan penyakit degeneratif yang memengaruhi fungsi otak dan saraf tulang belakang.. Akibatnya, penderita ALS kesulitan dalam melakukan beberapa aktivitas. seperti berbicara, menelan, dan menggerakkan organ-organ tubuh. Mirisnya, belum ditemukan pengobatan untuk penyakit ini.
Myasthenia gravis (MG)
MG menyebabkan melemahnya otot-otot rangka sebagai penopang gerakan badan. Penyebabnya adalah adanya gangguan komunikasi sel saraf dengan otot-otot. Gangguan ini mengakibatkan terhambatnya kontraksi otot-otot krusial sehingga terjadi pelemahan otot-otot tubuh.
Tendonitis
Kelainan ini berupa peradagan yang terjadi pada tendon, yang berfungsi merekatkan otot ke tulang. Gangguan yang umum terjadi di bahu, pergelangan tangan, tumit, lutut dan siku ini biasanya menimbulkan gejala berupa nyeri di persendian.
Osteoarthritis
Kelainan ini menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi. Sendi juga dapat mengalami pembengkakan sendi tangan, pinggul, tulang punggung dan lutut merupakan sendi yang sering terkena osteoarthtritis. Gejala yang ditimbulkan bisa muncul dan hilang atau terjadi terus-menerus.
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi kelainan sistem gerak yang dapat menyerang seperti carpal tunnel syndrome, rheumatoid arthritis, fibromyalgia, polyomyositis, gangguan otot, dan masih banyak lagi lainnya.
Jika Anda mengalami gejala-gejala terkait kelainan pada sistem gerak, segera konsultasikan kepada dokter untuk menghalau perkembangan penyakit menjadi lebih parah. Jika dibutuhkan, kualitas hidup pasien kelainan pada sistem gerak dapat dipertahankan melalui langkah pengobatan, terapi fisik, terapi okupasi, dan operasi.
Sistem gerak berfungsi menyediakan dukungan bentuk stabilitas dan gerakan tubuh. Tulang, otot, tulang rawan, tendon, ligamen sendi dan jaringan penghubung lainnya akan saling bekerja sama mengikat jaringan dan organ. Selain itu, otak juga akan mengontrol gerakan melalui saraf yang mempersarafi otot-otot. Ketika impuls saraf dari otak sampai ke otot, maka akan terjadilah gerakan.
Penyebab Kelainan pada Sistem Gerak
Ketika ada gangguan yang menyerang otot, tulangd an sendi, maka sistem gerak akan terganggu. Beberapa faktor risiko seperti umur, riwayat keluarga, pekerjaan, gaya hidup dan aktivitas dapat berpengaruh pada bagian tertentu dari tubuh. Beberapa gejala yang dapat muncul dari gangguna ini adalah: nyeri berulang, pembengkakan, dan kaku sendi.
Selain itu, kelainan pada sistem gerak juga sering dikaitkan dengan gangguan pada kelompok sistem saraf. Hl ini dikarenakan saraf yang mempersarafi otot mengalami gangguan atau mati. Kelainan ini merupakan kondisi neurologis yang menyebabkan terganggunya gerakan spontan (voluntary movement). Akibatnya, fungsi sistem gerak seseorang makin lama bisa menurun atau melemah. Gejala yang dapat ditimbulkan adalah: kram, nyeri, dan otot terasa berkedut. Pada beberapa kasus juga dapat mempengaruhi jantung dan kemampuan bernapas.
Jenis-Jenis Kelainan pada Sistem Gerak
Berdasarkan komponen yang diserangnya, jenis-jenis kelainan pada sistem gerak dan neuromuskular meliputi:
Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)
ALS merupakan penyakit degeneratif yang memengaruhi fungsi otak dan saraf tulang belakang.. Akibatnya, penderita ALS kesulitan dalam melakukan beberapa aktivitas. seperti berbicara, menelan, dan menggerakkan organ-organ tubuh. Mirisnya, belum ditemukan pengobatan untuk penyakit ini.
Myasthenia gravis (MG)
MG menyebabkan melemahnya otot-otot rangka sebagai penopang gerakan badan. Penyebabnya adalah adanya gangguan komunikasi sel saraf dengan otot-otot. Gangguan ini mengakibatkan terhambatnya kontraksi otot-otot krusial sehingga terjadi pelemahan otot-otot tubuh.
Tendonitis
Kelainan ini berupa peradagan yang terjadi pada tendon, yang berfungsi merekatkan otot ke tulang. Gangguan yang umum terjadi di bahu, pergelangan tangan, tumit, lutut dan siku ini biasanya menimbulkan gejala berupa nyeri di persendian.
Osteoarthritis
Kelainan ini menyebabkan nyeri dan kaku pada sendi. Sendi juga dapat mengalami pembengkakan sendi tangan, pinggul, tulang punggung dan lutut merupakan sendi yang sering terkena osteoarthtritis. Gejala yang ditimbulkan bisa muncul dan hilang atau terjadi terus-menerus.
Selain yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagi kelainan sistem gerak yang dapat menyerang seperti carpal tunnel syndrome, rheumatoid arthritis, fibromyalgia, polyomyositis, gangguan otot, dan masih banyak lagi lainnya.
Jika Anda mengalami gejala-gejala terkait kelainan pada sistem gerak, segera konsultasikan kepada dokter untuk menghalau perkembangan penyakit menjadi lebih parah. Jika dibutuhkan, kualitas hidup pasien kelainan pada sistem gerak dapat dipertahankan melalui langkah pengobatan, terapi fisik, terapi okupasi, dan operasi.
Sumber : alodokter.com