Selasa, 28 Maret 2017

Pertolongan Pertama Sesak Nafas Ini Penting Diketahui Siapapun



Orang yang mengidap penyakit tertentu atau berada dalam situasi tertentu, kadang dapat tiba-tiba merasakan sesak nafas. Oleh karenanya, penting untuk mengetahui pertolongan pertama sesak nafas.

Rata-rata manusia dewasa bernafas sebanyak 14x dalam satu menit. Sesak nafas dapat berarti seseorang merasa tidak mendapat cukup udara, tidak dapat bernafas lega, ataupun merasa terengah-engah seperti kehilangan udara. Selain karena pasca-aktivitas tertentu seperti berolahraga, sesak nafas sering menjadi gejala dari kondisi gawat darurat.

Sesak nafas antara lain dapat disebabkan karena: penyakit  jantung atau gagal jantung, asma, anemia, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kanker paru, efusi pericardial, infeksi saluran pernafasan, efusi pleural, penyumbatan darah pada paru, berada di ketinggian, cedera pada leher, ataupun hampir tenggelam. Ada kalanya sesak nafas juga disebabkan reaksi alergi yang ditandai gejala bengkak atau ruam pada lidah, tenggorokan, atau wajah. Di waktu lain, sesak nafas juga dapat disebabkan stres.

Oleh karena sesak nafas dapat terjadi di mana saja, waspadai jika ada orang di sekitar Anda yang menunjukkan tanda-tanda sesak nafas seperti: bernafas dengan cepat, sangat cemas, mengantuk atau bingung, demam, pusing, mual, batuk, muntah, bibir biru, susah bicara, berkeringat, hingga bersin.

Mengetahui tahapan pertolongan pertama sesak nafas dapat menyelamatkan nyawa orang yang dekat dengan Anda. Di bawah ini adalah cara-caranya:
  •     Periksa detak jantung dan jalan pernafasan. Jika diperlukan, berikan bantuan pernafasan buatan.
  •     Longgarkan pakaian pasien.
  •     Jika ada, bantu pasien untuk mengonsumsi obat-obat pribadi mereka. seperti obat pereda asma.
  •     Dampingi pasien hingga bantuan medis datang. Hindari berasumsi ia sudah membaik meski gejala-gejalanya sudah reda.
  •     Untuk melindungi paru, segera tutup jika ada luka terbuka pada dada pasien, terutama jika terdapat gelembung di sekitarnya. Untuk mencegah udara masuk, luka dapat ditutup dengan kantong plastik atau kain kassa yang diolesi jeli petroleum.
  •     Hindari memindahkan posisi pasien jika ia mengalami cedera pada dada ataupun saluran pernafasan.
  •     Jangan memberikan makanan atau minuman.
  •     Juga hindari menaruh bantal di bawah pasien agar saluran saluran pernafasannya tidak terganggu.

Di waktu lain, sesak nafas dapat menjadi gejala awal serangan jantung. Jika ini yang terjadi, segera telepon UGD atau bawa pasien seketika ke rumah sakit. Dalam perjalanan, berikan aspirin atau nitroglycerin agar bisa dikunyah untuk mengurangi pembekuan darah dan membantu memperlancar aliran darah. Pernafasan buatan atau tekanan pada dada saja sekitar 100 menit dapat diberikan jika kondisi semakin memburuk. Pernafasan buatan ini dapat diberikan bersamaan dengan penggunaan defibrilator otomatis eksternal/automated external defibrillator (AED). Kedua tindakan tersebut harus dilakukan atas perintah dari tenaga medis maupun orang yang telah mengikuti pelatihan resusitasi jantung-paru.

Waspada jika sesak nafas terjadi berulang kali. Periksakan ke dokter jika pasien sering sesak nafas diiringi gejala lain, seperti:
  •     Tidak dapat tidur di malam hari karena sesak nafas.
  •     Mengalami infeksi saluran pernafasan sehingga sulit bernafas.
  •     Pasien mengalami batuk berdarah.
  •     Mengalami batuk yang tidak kunjung reda setelah 2–3 minggu.
  •     Berkeringat di malam hari atau kehilangan berat badan tanpa sebab.
  •     Sulit bernafas saat melakukan sesuatu yang biasanya tidak menimbulkan gejala serupa seperti menaiki tangga.

Untuk mengurangi risiko sesak nafas, dianjurkan untuk  mengondisikan agar tidak banyak asap rokok maupun polusi asap lain di sekitar lingkungan sekitar pasien, hindari juga penyebab lain sesak nafas bila Anda memilikinya. Dengan mengetahui pertolongan pertama pada sesak nafas di atas, Anda bisa menyelamatkan nyawa seseorang jika ada yang mengalami kondisi darurat.

Sumber :alodokter.com