Rasa frustasi dapat terjadi pada siapa pun dan kapan pun juga. Perasaan kecewa ini kerap disertai dengan ekspresi marah, bingung, kecewa, cemas, dan perasaan gagal. Saat rasa frustasi mendera, semua terasa kacau dan tidak terkendali. Pun sulit berpikir jernih. Lalu bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut ini.
Sebagian besar kemarahan dan frustasi yang kita alami dalam kehidupan terjadi ketika kita menghadapi seseorang atau sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan atau prinsip kita. Dan ketidakcermatan kita dalam mengelola rasa frustasi serta kemarahan dapat menjadi racun dalam sebuah hubungan. Hal tersebut akan menyebabkan kebencian yang bertumpuk, bahkan untuk hal-hal sepele pun dapat mengakhiri keinginan untuk berhubungan secara positif. Dan sudah pasti tidak ada yang ingin hidup dalam situasi yang menjengkelkan serta kemarahan seperti itu, bukan!
Frustasi dan kemarahan memengaruhi seseorang secara emosional dan fisik. Tak hanya itu, frustasi dan kemarahan yang terpendam juga dapat menyebabkan masalah lain, baik penyakit fisik atau depresi. Sebagian orang memilih untuk menyembunyikan perasaan kecewa dan berharap rasa frustasi akan menghilang sendirinya. Kenyataannya, perasaan menyakitkan itu tidak lantas pergi dengan sendirinya, namun harus diakui dan segera ditangani dengan cara yang positif.
Rasa frustasi erat kaitannya dengan kemampuan mentolerir sebuah kegagalan. Semakin bertambah usia, kita belajar untuk mampu mentolerir dan mensiasati setiap kegagalan yang terjadi dalam hidup. Namun demikian, kemampuan setiap orang untuk mengelola emosi dan rasa frustasi berbeda-beda. Yang perlu diingat, bahwa frustasi bukan sesuatu yang buruk, frustasi merupakan emosi kuat yang dapat berfungsi sebagai ‘bendera merah’ bahwa sesuatu perlu perhatian khusus.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengakui rasa emosi dan frustasi yang Anda alami. Penting bagi Anda untuk melampiaskan frustasi dan kemarahan, namun pastikan dengan cara yang baik, kreatif dan produktif. Anda dapat mengatasi rasa frustasi dengan berbicara pada orang terdekat atau melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, membersihkan rumah, berteriak, atau bahkan meninju bantal. Kegiatan fisik dapat membantu meredakan ketegangan otot dan mengurangi kegelisahan. Selain kegiatan fisik, langkah lain yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol emosi dan frustasi adalah:
Sebagian besar kemarahan dan frustasi yang kita alami dalam kehidupan terjadi ketika kita menghadapi seseorang atau sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginan atau prinsip kita. Dan ketidakcermatan kita dalam mengelola rasa frustasi serta kemarahan dapat menjadi racun dalam sebuah hubungan. Hal tersebut akan menyebabkan kebencian yang bertumpuk, bahkan untuk hal-hal sepele pun dapat mengakhiri keinginan untuk berhubungan secara positif. Dan sudah pasti tidak ada yang ingin hidup dalam situasi yang menjengkelkan serta kemarahan seperti itu, bukan!
Frustasi dan kemarahan memengaruhi seseorang secara emosional dan fisik. Tak hanya itu, frustasi dan kemarahan yang terpendam juga dapat menyebabkan masalah lain, baik penyakit fisik atau depresi. Sebagian orang memilih untuk menyembunyikan perasaan kecewa dan berharap rasa frustasi akan menghilang sendirinya. Kenyataannya, perasaan menyakitkan itu tidak lantas pergi dengan sendirinya, namun harus diakui dan segera ditangani dengan cara yang positif.
Rasa frustasi erat kaitannya dengan kemampuan mentolerir sebuah kegagalan. Semakin bertambah usia, kita belajar untuk mampu mentolerir dan mensiasati setiap kegagalan yang terjadi dalam hidup. Namun demikian, kemampuan setiap orang untuk mengelola emosi dan rasa frustasi berbeda-beda. Yang perlu diingat, bahwa frustasi bukan sesuatu yang buruk, frustasi merupakan emosi kuat yang dapat berfungsi sebagai ‘bendera merah’ bahwa sesuatu perlu perhatian khusus.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mengakui rasa emosi dan frustasi yang Anda alami. Penting bagi Anda untuk melampiaskan frustasi dan kemarahan, namun pastikan dengan cara yang baik, kreatif dan produktif. Anda dapat mengatasi rasa frustasi dengan berbicara pada orang terdekat atau melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, membersihkan rumah, berteriak, atau bahkan meninju bantal. Kegiatan fisik dapat membantu meredakan ketegangan otot dan mengurangi kegelisahan. Selain kegiatan fisik, langkah lain yang bisa Anda lakukan untuk mengontrol emosi dan frustasi adalah:
- Tenang dan kosongkan pikiran sejenak. Tenangkan diri Anda dengan menghela napas panjang secara teratur, pejamkan mata dan fokuslah pada hal yang membuat Anda merasa rileks. Selain itu, Anda bisa mengalihkan pikiran sejenak ke kegiatan lainnya, seperti bermain dengan hewan peliharaan.
- ‘Curhat’ atau mencurahkan isi hati kepada teman yang Anda percaya atau yang mengalami hal serupa akan sangat membantu. Menggerutu, mengeluh dan tertawa bersama dapat membantu menyingkirkan rasa frustasi.
- Berbicara lantang pada diri sendiri dan menuliskan perasaan Anda. Anda bahkan dapat menggunakan perekam dan memutar kembali apa yang telah Anda rekam. Ini akan membantu Anda mendengar perasaan Anda seolah-olah Anda sedang mendengarkan orang lain.
- Mengidentifikasi masalah dan solusi yang memungkinkan, serta jangan terfokus pada hal yang membuat Anda frustasi dan marah. Anda juga bisa membuat daftar segala sesuatu yang menjadi masalah dan mengganggu Anda. Kemudian putuskan mana yang bisa diperbaiki atau diubah, dan catat pula cara untuk mengubah atau memperbaikinya.
- Kembali ke masalah Anda, tapi kali ini lakukanlah dengan tenang dan cara yang baru. Pilih dan buat keputusan yang realistis dan mentaatinya. Kemudian bertindaklah sesuai keputusan yang telah Anda buat. Ini adalah salah satu langkah yang paling sulit namun penting.
- Berusahalah untuk tidak terlalu memikirkannya. Lakukan yang bisa Anda lakukan, apa pun yang akan terjadi. Dan jangan menghabiskan waktu serta energi Anda pada hal tersebut. Namun, pikirkan tentang apa yang ingin Anda lakukan sekarang untuk melenyapkan rasa frustasi tersebut.
Untuk mengontrol rasa emosi saat frustasi mendera, Anda bisa melakukan hal-hal positif dan kreatif seperti berolahraga, berelaksasi, meditasi, bermain musik, menari, melukis, ataupun berlibur. Dan tetaplah tenang dalam menghadapi setiap masalah Anda. Ketika emosi mulai memuncak tarik napas panjang dan berpikirlah sebelum bicara agar tidak menyesal dengan apa yang sudah Anda katakan.
Kunci untuk mengelola emosi dan rasa frustasi adalah dengan memahami perasaan dan emosi sebelum mereka keluar dari kontrol, dan Anda kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih. Jika Anda terus mengalami kesulitan mengatasi frustasi dan kemarahan, segeralah berkonsultasi dengan ahli kesehatan profesional seperti psikolog atau turut serta dalam kegiatan konseling di sekitar Anda.
Anda tidak dapat menghindari frustasi dalam hidup, namun Anda dapat belajar untuk secara efektif mengelola sejak dini. Seperti banyak hal lainnya, mengelola perasaan frustasi mungkin tidak mudah, tapi pada akhirnya hal ini tetap harus dilakukan.
Sumber :alodokter.com