Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan pria dan wanita, dan membedakan keduanya,
وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى
“Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.” [Âli Imrân: 36]
Dan saya bersaksi bahwsanya tiada yang berhak diibadahi selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan bagi-Nyalah nama-nama yang Maha Indah. Dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang telah diseru oleh Rabb-Nya, dengan berfirman kepadanya:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” [Adh-Dhuhâ: 5]
Semoga shalawat dan salam dari Allah tercurah untuknya, keluarganya dan para shahabatnya serta bagi setiap yang berpentunjuk dengan petunjuk beliau, komitmen dengan sunnah beliau dan mengamalkan wasiat beliau dengan salam yang melimpah.
Adapun setelah itu,
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Allah Ta’âlâ, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah memberikan amanah kepada kalian para wanita, sebagai pemimpin bagi mereka. Allah Ta’âlâ berfirman,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” [An-Nisâ`: 34]
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga mengamanahkan para wanita kepada kalian. Ketika khutbah beliau bersabda, “Saya wasiatkan kalian terhadap para wanita dengan kebaikan.” Dan beliau memperingatkan dari fitnah yang timbul dari mereka, “Waspadalah kalian terhadap para wanita, karena fitnah yang terjadi di kalangan bani Israil dulu adalah karena wanita.” Dan beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih besar bagi para lelaki daripada wanita.”
Demikian itu dikarenakan para wanita kurang akal dan agamanya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih. Maka haruslah dengan adanya kepemimpinan untuk mereka, dengan memimpin mereka pada agama mereka, akhlak mereka, dan memenuhi kebutuhan mereka dengan memberi nafkah, pakaian dan semisalnya untuk mereka. Wanita dari para istri, anak-anak putri, saudara-saudara para wanita itu semua adalah tanggung jawab kalian, dan ada ancaman yang sangat keras jika tidak menjaga mereka, tidak menjaga jati diri mereka sebagai wanita dan akhlak mereka serta kehormatan mereka. Allah Ta’âlâ berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا لِبُعُولَتِهِنَّ
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka.” [An-Nûr: 31]
Dan Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” [Al-Ahzâb: 59]
Para wanita itu adalah tanggung jawab yang besar bagi para lelaki, jika engkau melantarkan para wanita tersebut kepada diri mereka sendiri maka itu artinya engkau telah menyimpang dari jalan yang benar. Membiarkan mereka kepada kesesatan dan para penyeru kesesatan serta para panutan yang jelek dan juga para penyeru dari barat hingga mereka pun akan menyimpangkan para wanita tersebut dari kodratnya yang Allah telah menciptakan mereka dengannya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah terhadap para wanita kalian (istri, saudari, anak putri, dst.), dan jagalah mereka semuanya dengan baik.
Saudara-saudara!
Sesungguhnya di antara perkara yang membuat dahi berkerut, dan pecahnya urat nadi di masa ini adalah penelantaran para wanita hingga mereka berbuat segala apa yang mereka inginkan. Dari perilaku yang tercela dan sifat yang jelek sedikitpun mereka tidak merasa malu darinya dan juga tidak merasa takut kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. Dan tidak ada para lelaki bagi mereka yang bisa menjadi pemimpin (untuk) menuntun mereka, bahkan justru mereka terlantar dan tidak diperhatikan sama sekali, kecuali segelintir dari mereka yang dirahmati Allah.
Dan, wahai sekalian para wanita, sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwasanya penghuni neraka yang terbanyak adalah dari kalangan para wanita, mengapa? Karena mereka tidak mensyukuri nikmat, tidak mensyukuri para suami, maka mereka menjadi penghuni nereka yang paling banyak. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua jenis golongan penghuni nereka, yang saya belum pernah melihat mereka. Yang pertama, para lelaki yang memegang pecut seperti ekor sapi untuk memukul manusia.” Mereka inilah para pemimpin yang melakukan kezhaliman, dengan bentuk kezhaliman mereka memukul manusia tanpa alasan yang dibenarkan. Ini jenis golongan pertama, (golongan) yang kedua, “Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok dan kepala mereka seperti punuk unta, ia tidak akan bisa masuk ke dalam surga, tidak pula mendapatkan bau harumnya surga padahal baunya bisa tercium dari perjalan sejauh sekian dan sekian.” Dan dalam riwayat lainnya, “… dari perjalanan sejauh lima ratus tahun jarak tempuh, tidak akan bisa masuk ke dalam surga tidak pula mendapatkan bau harumnya surga.”
Ini adalah ancaman yang sangat keras untuk para wanita, dan terhadap para penanggung jawab mereka yang Allah telah amanahkan para wanita tersebut kepada mereka. Para wanita tersebut berpakaian namun telanjang, maksudnya mereka menutup sebagian tubuh namun membuka sebagian lainnya pada bagian tubuh yang menjadi perhatian, seperti inilah yang terjadi di tempat-tempat pesta pernikahan, tempat-tempat peristirahatan dan tempat-tempat perkumpulan para wanita. Mereka datang dengan berpakaian namun telanjang, mereka mengenakan pakaian mode yang sebagian tubuh tertutup namun sebagian tubuh lainnya terbuka. Ia tutup punggungnya, lehernya, bahu dan kedua lengannya serta kedua betisnya hingga para wanita lainnya pun terpanah memperhatikannya. Karena itulah dikatakan, “Berpakaian tapi telanjang”, ia mengenakan pakaian pada sebagian tubuhnya namun pada bagian tubuh yang menjadi pusat fitnah dibiarkan terbuka. Semoga Allah memberikan perlindungan dari segala kejelekan. Mereka seperti itu di tempat-tempat perkumpulan yang beraneka ragam, tanpa ada karib kerabat yang memperhatikan.
“…dan kepala mereka seperti punuk unta…”,
Maksudnya mereka membuat kepalanya menjadi besar bentuknya sehingga bentuknya seperti kepala buatan yang ditutup dengan hal-hal yang jelek. Maka jika engkau melihat ada seorang wanita di manapun engkau berjalan, engkau akan dapatkan kepala mereka itu bentuknya besar. Benarlah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang telah bersabda, “Kepala mereka bagaikan punuk unta, tidaklah ia masuk ke dalam surga”, ini adalah ancaman yang sangat keras, kita memohon keselamatan dari Allah.
Maka wajib bagi para wanita dan walinya untuk bertaubat kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ sebelum wafat, sebelum hilangnya kesempatan yang ada, dan janganlah engkau meremehkan urusan para wanita ini. Hendaknya para suami megurusi para istrinya, ayah mengurusi putri mereka, para saudara lelaki mengurusi para saudarinya, karib kerat dekatnya dari kalangan para lelaki, hendaknya mereka semua mengurusi dan menahan para wanita itu. Jika tidak atau jika ditinggalkan para wanita tersebut kepada hawanya sendiri, maka ia akan rusak. Para wanita itu kurang akal dan agamanya, tidaklah mereka itu memiliki akal dan tidaklah pula agama sehingga seorang wanita sangatlah membutuhkan seseorang yang bisa mengarahkan dan membimbingnya. Seperti seorang yang bodoh lagi tidak waras yang apabila ditinggalkan maka ia akan membinasakan dirinya sendiri, harta bendanya dan agamanya.
“Berpakaian namun telanjang berlenggak-lenggok lagi memalingkan”, dari kebenaran, berpaling dari kebenaran. Dan bisa juga bermakna berlenggak-lenggok ketika berjalan mengundang fitnah, untuk menarik perhatian yang jelek dari selain dirinya. Maka ia akan berdosa dan menanggung dosa semua orang yang terpancing dan selain mereka. Merekalah yang berlenggak-lenggok dan yang memalingkan. Maksudnya, jika mereka berkumpul di suatu perkumpulan lalu diikuti oleh selain mereka dari para wanita dan anak-anak perempuan lainnnya, maka mereka pun membuat semua orang tersebut berpaling dari kebenaran, memalingkan orang dari menutup diri dengan hijab dan dari rasa malu.
Maka bertakwalah kepada Allah, wahai hamba Allah, terhadap para wanita kalian, putri-putri kalian, istri-istri kalian, terhadap seluruh para wanita kaum muslimin. Dan ketahuilah bahwa Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah menyebutkan bahwa di kalangan para lelaki itu ada orang-orang yang beriman, dan ada pula kaum munafik serta kaum musyrikin dan juga Allah menyebutkan bahwa di kalangan para wanita juga ada para wanita yang beriman, dan ada para wanita kaum munafik serta para wanita yang musyrik. Allah Ta’âlâ berfirman,
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama. Mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya, orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka adzab yang kekal.” [At-Taubah: 67-68]
Hingga firman-Nya:,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang indah di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah keberuntungan yang besar.” [At-Taubah: 71-72]
Bertakwalah kepada Allah, wahai para hamba Allah! Perhatikanlah diri-diri kalian dan juga mereka para wanita tersebut, jenis manakah kalian dari dua jenis golongan tersebut.
Bertakwalah kalian kepada Allah terhadap diri-diri kalian! Al-Qur`an dibaca untuk kalian siang dan malam, hadits pun kalian dengarkan siang dan malam dari pembahasan yang menyangkut diri-diri kalian dan para wanita kalian, lalu mana amalan kalian dari Al-Qur`an dan Sunnah tersebut? Apakah setiap orang dibiarkan begitu saja terserah mau berbuat sekehendaknya?! Semuanya dibiarkan terlantar? Lâ haula walâ quwwata illâ billâh, sebagaiman hewan ternak, bahkan lebih sesat dari pada hewan ternak.
Bertakwalah kepada Allah wahai para hamba Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrîm: 6]
Peganglah tangan para wanita kalian, perhatikanlah para wanita kalian, khususnya di tengah perkumpulan-perkumpulan yang ada. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam (bersabda), “Janganlah kalian menghalangi para hamba Allah dari kalangan wanita untuk ke Masjid Allah. Namun rumah-rumah itu lebih baik bagi mereka, dan biarkan mereka keluar dalam keadaan tidak mengenakan wewangian badan.” Yaitu, tanpa berhias dan tanpa mengenakan parfum dan tidak pula bersolek. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallâhu ’anhâ berkata, “Jikalau Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam melihat apa yang terjadi pada para wanita itu sudah tentu beliau akan menghalangi untuk datang ke masjid-masjid, sebagaimana Bani Israil melarang para wanita mereka.”
Maka bertakwalah kepada Allah, wahai para hamba Allah! Sungguh telah diketahui oleh para musuh agama, para wanita yang fasik dan munafik bahwa negeri ini komitmen dengan Al-‘Ibâ`ah, yaitu pakaian penutup, lebar, lagi menutup aurat, sebagai pakaian luar yang menutupi baju dan jilbab.
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.” [Al-Ahzâb: 59]
Dan Jilbab adalah lembaran kain yang lebar lagi besar yang menutup tubuh wanita mulai dari kepala hingga kedua kakinya yang melapisi pakaiannya, sehingga ia adalah penutup di atas penutup, seperti itulah al-‘ibâ`ah. Maka, mereka tahu para wanita di negeri ini tidaklah melepas al-‘ibâ`ah-nya, lalu mereka pun mengubah al-‘ibâ`ah tersebut dengan menjadikannya sebagai pakaian yang mengundang fitnah, sebagai pakaian mode, kemudian mereka pun merampingkan bentuknya dan menipiskannya hingga akhirnya berubahlah keadaan. Jikalau para wanita melepaskannya tentulah baik bagi mereka.
Bertakwalah kalian kepada Allah, wahai para hamba Allah! Perhatikanlah para istri dan putri-putri kalian! Kalian telah dengar apa yang terjadi di tengah perkumpulan-perkumpulan para wanita itu, namun tidak ada satu pun yang mengingkari, tidak ada yang mengubah, dan tidak ada pula yang melarang para wanitanya untuk pergi ke tempat-tempat seperti itu.
Bertakwalah kepada Allah, terhadap para wanita kalian! Perhatikanlah mereka dan jangan menelantarkan mereka begitu saja. Mereka keluar dari sore hingga subuh, begadang dan tertawa-tawa, gembira ria dalam perkara-perkara yang Allah-lah yang tahu kerusakannya, dalam keadaan para walinya tidak tahu, dan bahkan ia pergi dengan supirnya yang bukan mahramnya. Lalu ia pulang dengannya kepada suami atau orang tuanya dalam keadaan tidak tahu dari mana ia pergi? Dan kapan ia datang? Yang seandainya para lelaki itu punya harta atau hewan ternak, apakah akan ia biarkan begitu saja keluar? Mencari rumput sepanjang malam tidak tahu kemana perginya? Sudah tentu pasti jawabannya tidak! Demi Allah! Lalu bagaimana kiranya ternyata ia meninggalkan anak putrinya?! Saudarinya?! Dan istrinya?! Serta karib kerabat wanitanya?! Ia biarkan begitu saja keluar sepanjang malam dan siang, tidak tahu kemana perginya dan tidak pula tahu dengan siapa ia pergi?! Siapa pula teman-temanny?!
Bertakwalah kepada Allah, wahai para hamba Allah, sebelum menimpa kalian kemurkaan Allah dari adzab yang kalian tidak pernah merasa takut darinya, dengan adzab yang akan datang dari penjuru kiri dan kanan kalian. Pada saat ini kalian telah rasakan kepedihan di negeri ini, dari pembunuhan, pengusiran, perusakan, banjir besar, reruntuhan, gerhana serta keburukan-keburukan.
Bertakwalah kalian kepada Allah, sebelum siksaan merata untuk kalian yang datang dari sisi-Nya, pada saat itu doa-doa kalian takkan dikabulkan untuk kalian!
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، وبارك لي ولكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، أقولٌ قولي هذا واستغفر الله وأتوب إليه، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua:
الحمد لله على فضله وإحسانه، وأشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه، وسلم تسليماً كثيرًا، أما بعد:
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah yang Maha Tinggi, terhadap diri kalian, keluarga kalian dan anak-anak kalian. Dan ketahuilah bahwasanya para penyeru pola kehidupan barat itu ada dari luar dan juga dari dalam. Mereka ingin mengeluarkan para wanita dari syari’at Islam, mereka ingin para wanita itu mengenakan pakaian mode barat, dan mereka ingin agar para wanita menanggalkan rasa malu, hingga menjadi seperti wanita barat yang kafir, inilah yang mereka inginkan. Karena itulah mereka pun mempermasalahkan masalah hijab (penutup tubuh bagi wanita), mempermasalahkan ikhtilath (campur baur pria dan wanita), mempermasalahkan wanita yang safar yang semua itu telah ditetapkan oleh syari’at. Mereka menginginkan agar para wanita melepaskan segala aturan syari’at yang membentengi dan menjaga mereka. Mereka juga ingin agar wanita tersebut berubah menjadi seperti para wanita barat kafir, yang tidak berakhlak, tidak beragama, tidak memiliki rasa malu dan kehormatan diri, seperti hewan ternak, lâ haula walâ quwwata illâ billâh!
Mana kepemimpinan kalian terhadap wanita kalian itu?! Bukankah Allah Jalla wa ‘Alâ telah menyeru kalian.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” [An-Nisâ`: 34]
Dimanakah kepemimpinan kalian terhadap para wanita?! Mengapa kalian tinggalkan mereka kepada serigala buas yang lapar?! Apakah kalian lebih percaya pada mereka?! Tidakkah kalian bertakwa kepada Allah wahai kaum muslimin! Sesungguhnya kalian berada di zaman berbagai fitnah, di zaman yang penuh dengan kejelekan, apa yang tidak dilakukan di perkumpulan-perkumpulan tersebut akan muncul di layar-layar, dan para wanita pun memperhatikannya yang ditayangkan di rumah-rumah kalian, ditampilkan di tengah rumah-rumah kalian, tidakkah kalian bertakwa kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ?! Tidakkah kalian jaga para istri dan putra putri kalian?!, Dan kalian laksanakan amanah yang telah Allah titipkan kepada kalian?! Dan kalian kelak akan diminta pertanggung-jawaban darinya di hari kiamat.
Dan ketahuilah, bahwasanya sebaik-baik ucapan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dan sejelek-jelek perkara ada yang dibuat-buat dan segala kebid’ahan itu adalah kesesatan.
Wajib bagi kalian untuk bersatu dalam satu jamaah, karena tangan Allah bersama dengan jamaah, dan barangsiapa yang menyimpang maka ia akan disimpangkan ke neraka.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzâb: 56]
[Doa Penutup Khutbah]
Ya Allah, berilah shalawat serta salam kepada hamba-Mu dan utusan-Mu Nabi Muhammad, dan berilah keridhaan-Mu, ya Allah, kepada para Khulafa` Ar-Rasyidin pemuka umat yang berpentunjuk: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali serta para shahabat seluruhnya, juga para tabi’in dan seluruh yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin, hinakanlah kesyirikan dan kaum musyrikin, hancurkanlah musuh-musuh agama. Dan jadikanlah negeri ini penuh dengan keamanan dan ketenangan, demikian juga di negeri-negeri kaum muslimin lainnya, Ya Rabb alam semesta.
Ya Allah, tolonglah agama-Mu, kitab-Mu, sunnah Nabi-Mu.
Ya Allah, tolonglah hamba-Mu yang menolong agama-Mu, dan hinakanlah dan binasakanlah orang yang menghinakan agama.
Ya Allah, jadikanlah pemimpin bagi Kami dengan orang yang terbaiknya dari Kami, dan tahanlah kejelekan orang-orang yang berbuat jelek dari kalangan Kami dan janganlah Engkau buat dosa-dosa Kami mengalahkan Kami, yang membuat Kami tidak takut pada-Mu hingga Engkau tidak merahmati Kami. Dan jauhkanlah Kami dari segala kejelekan fitnah-fitnah, yang tampak atau tidaknya!
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Tuhan Kami, terimalah daripada Kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al-Baqarah: 127]
Wahai para hamba Allah,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الأيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kalian berjanji dan janganlah kalian membatalkan sumpah-sumpah (kalian) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kalian telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian (terhadap sumpah-sumpah kalian itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian perbuat.” [An-Nahl: 90-91]
فاذكروا اللهَ يذكُرْكم، واشكُروه على نعمِه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبر، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.
Sumber : http://www.kabarmuslimah.net/index.php/2015/10/26/uraian-islami-tentang-wasiat-untuk-para-muslimah-dunia-muslimah/
وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالأنْثَى
“Dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan.” [Âli Imrân: 36]
Dan saya bersaksi bahwsanya tiada yang berhak diibadahi selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, dan bagi-Nyalah nama-nama yang Maha Indah. Dan saya bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, yang telah diseru oleh Rabb-Nya, dengan berfirman kepadanya:
وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى
“Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” [Adh-Dhuhâ: 5]
Semoga shalawat dan salam dari Allah tercurah untuknya, keluarganya dan para shahabatnya serta bagi setiap yang berpentunjuk dengan petunjuk beliau, komitmen dengan sunnah beliau dan mengamalkan wasiat beliau dengan salam yang melimpah.
Adapun setelah itu,
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Allah Ta’âlâ, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah memberikan amanah kepada kalian para wanita, sebagai pemimpin bagi mereka. Allah Ta’âlâ berfirman,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” [An-Nisâ`: 34]
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga mengamanahkan para wanita kepada kalian. Ketika khutbah beliau bersabda, “Saya wasiatkan kalian terhadap para wanita dengan kebaikan.” Dan beliau memperingatkan dari fitnah yang timbul dari mereka, “Waspadalah kalian terhadap para wanita, karena fitnah yang terjadi di kalangan bani Israil dulu adalah karena wanita.” Dan beliau shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang lebih besar bagi para lelaki daripada wanita.”
Demikian itu dikarenakan para wanita kurang akal dan agamanya, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang shahih. Maka haruslah dengan adanya kepemimpinan untuk mereka, dengan memimpin mereka pada agama mereka, akhlak mereka, dan memenuhi kebutuhan mereka dengan memberi nafkah, pakaian dan semisalnya untuk mereka. Wanita dari para istri, anak-anak putri, saudara-saudara para wanita itu semua adalah tanggung jawab kalian, dan ada ancaman yang sangat keras jika tidak menjaga mereka, tidak menjaga jati diri mereka sebagai wanita dan akhlak mereka serta kehormatan mereka. Allah Ta’âlâ berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا لِبُعُولَتِهِنَّ
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung (khimar) ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka.” [An-Nûr: 31]
Dan Allah berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” [Al-Ahzâb: 59]
Para wanita itu adalah tanggung jawab yang besar bagi para lelaki, jika engkau melantarkan para wanita tersebut kepada diri mereka sendiri maka itu artinya engkau telah menyimpang dari jalan yang benar. Membiarkan mereka kepada kesesatan dan para penyeru kesesatan serta para panutan yang jelek dan juga para penyeru dari barat hingga mereka pun akan menyimpangkan para wanita tersebut dari kodratnya yang Allah telah menciptakan mereka dengannya. Maka bertakwalah kalian kepada Allah terhadap para wanita kalian (istri, saudari, anak putri, dst.), dan jagalah mereka semuanya dengan baik.
Saudara-saudara!
Sesungguhnya di antara perkara yang membuat dahi berkerut, dan pecahnya urat nadi di masa ini adalah penelantaran para wanita hingga mereka berbuat segala apa yang mereka inginkan. Dari perilaku yang tercela dan sifat yang jelek sedikitpun mereka tidak merasa malu darinya dan juga tidak merasa takut kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ. Dan tidak ada para lelaki bagi mereka yang bisa menjadi pemimpin (untuk) menuntun mereka, bahkan justru mereka terlantar dan tidak diperhatikan sama sekali, kecuali segelintir dari mereka yang dirahmati Allah.
Dan, wahai sekalian para wanita, sesungguhnya Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwasanya penghuni neraka yang terbanyak adalah dari kalangan para wanita, mengapa? Karena mereka tidak mensyukuri nikmat, tidak mensyukuri para suami, maka mereka menjadi penghuni nereka yang paling banyak. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua jenis golongan penghuni nereka, yang saya belum pernah melihat mereka. Yang pertama, para lelaki yang memegang pecut seperti ekor sapi untuk memukul manusia.” Mereka inilah para pemimpin yang melakukan kezhaliman, dengan bentuk kezhaliman mereka memukul manusia tanpa alasan yang dibenarkan. Ini jenis golongan pertama, (golongan) yang kedua, “Para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok dan kepala mereka seperti punuk unta, ia tidak akan bisa masuk ke dalam surga, tidak pula mendapatkan bau harumnya surga padahal baunya bisa tercium dari perjalan sejauh sekian dan sekian.” Dan dalam riwayat lainnya, “… dari perjalanan sejauh lima ratus tahun jarak tempuh, tidak akan bisa masuk ke dalam surga tidak pula mendapatkan bau harumnya surga.”
Ini adalah ancaman yang sangat keras untuk para wanita, dan terhadap para penanggung jawab mereka yang Allah telah amanahkan para wanita tersebut kepada mereka. Para wanita tersebut berpakaian namun telanjang, maksudnya mereka menutup sebagian tubuh namun membuka sebagian lainnya pada bagian tubuh yang menjadi perhatian, seperti inilah yang terjadi di tempat-tempat pesta pernikahan, tempat-tempat peristirahatan dan tempat-tempat perkumpulan para wanita. Mereka datang dengan berpakaian namun telanjang, mereka mengenakan pakaian mode yang sebagian tubuh tertutup namun sebagian tubuh lainnya terbuka. Ia tutup punggungnya, lehernya, bahu dan kedua lengannya serta kedua betisnya hingga para wanita lainnya pun terpanah memperhatikannya. Karena itulah dikatakan, “Berpakaian tapi telanjang”, ia mengenakan pakaian pada sebagian tubuhnya namun pada bagian tubuh yang menjadi pusat fitnah dibiarkan terbuka. Semoga Allah memberikan perlindungan dari segala kejelekan. Mereka seperti itu di tempat-tempat perkumpulan yang beraneka ragam, tanpa ada karib kerabat yang memperhatikan.
“…dan kepala mereka seperti punuk unta…”,
Maksudnya mereka membuat kepalanya menjadi besar bentuknya sehingga bentuknya seperti kepala buatan yang ditutup dengan hal-hal yang jelek. Maka jika engkau melihat ada seorang wanita di manapun engkau berjalan, engkau akan dapatkan kepala mereka itu bentuknya besar. Benarlah Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam yang telah bersabda, “Kepala mereka bagaikan punuk unta, tidaklah ia masuk ke dalam surga”, ini adalah ancaman yang sangat keras, kita memohon keselamatan dari Allah.
Maka wajib bagi para wanita dan walinya untuk bertaubat kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ sebelum wafat, sebelum hilangnya kesempatan yang ada, dan janganlah engkau meremehkan urusan para wanita ini. Hendaknya para suami megurusi para istrinya, ayah mengurusi putri mereka, para saudara lelaki mengurusi para saudarinya, karib kerat dekatnya dari kalangan para lelaki, hendaknya mereka semua mengurusi dan menahan para wanita itu. Jika tidak atau jika ditinggalkan para wanita tersebut kepada hawanya sendiri, maka ia akan rusak. Para wanita itu kurang akal dan agamanya, tidaklah mereka itu memiliki akal dan tidaklah pula agama sehingga seorang wanita sangatlah membutuhkan seseorang yang bisa mengarahkan dan membimbingnya. Seperti seorang yang bodoh lagi tidak waras yang apabila ditinggalkan maka ia akan membinasakan dirinya sendiri, harta bendanya dan agamanya.
“Berpakaian namun telanjang berlenggak-lenggok lagi memalingkan”, dari kebenaran, berpaling dari kebenaran. Dan bisa juga bermakna berlenggak-lenggok ketika berjalan mengundang fitnah, untuk menarik perhatian yang jelek dari selain dirinya. Maka ia akan berdosa dan menanggung dosa semua orang yang terpancing dan selain mereka. Merekalah yang berlenggak-lenggok dan yang memalingkan. Maksudnya, jika mereka berkumpul di suatu perkumpulan lalu diikuti oleh selain mereka dari para wanita dan anak-anak perempuan lainnnya, maka mereka pun membuat semua orang tersebut berpaling dari kebenaran, memalingkan orang dari menutup diri dengan hijab dan dari rasa malu.
Maka bertakwalah kepada Allah, wahai hamba Allah, terhadap para wanita kalian, putri-putri kalian, istri-istri kalian, terhadap seluruh para wanita kaum muslimin. Dan ketahuilah bahwa Allah Subhânahu wa Ta’âlâ telah menyebutkan bahwa di kalangan para lelaki itu ada orang-orang yang beriman, dan ada pula kaum munafik serta kaum musyrikin dan juga Allah menyebutkan bahwa di kalangan para wanita juga ada para wanita yang beriman, dan ada para wanita kaum munafik serta para wanita yang musyrik. Allah Ta’âlâ berfirman,
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُمْ مِنْ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمُنْكَرِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمَعْرُوفِ وَيَقْبِضُونَ أَيْدِيَهُمْ نَسُوا اللَّهَ فَنَسِيَهُمْ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ هُمُ الْفَاسِقُونَ وَعَدَ اللَّهُ الْمُنَافِقِينَ وَالْمُنَافِقَاتِ وَالْكُفَّارَ نَارَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا هِيَ حَسْبُهُمْ وَلَعَنَهُمُ اللَّهُ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُقِيمٌ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama. Mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang ma’ruf dan mereka menggenggamkan tangannya. Mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya, orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik. Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka jahannam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah melaknati mereka, dan bagi mereka adzab yang kekal.” [At-Taubah: 67-68]
Hingga firman-Nya:,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang indah di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar. Itu adalah keberuntungan yang besar.” [At-Taubah: 71-72]
Bertakwalah kepada Allah, wahai para hamba Allah! Perhatikanlah diri-diri kalian dan juga mereka para wanita tersebut, jenis manakah kalian dari dua jenis golongan tersebut.
Bertakwalah kalian kepada Allah terhadap diri-diri kalian! Al-Qur`an dibaca untuk kalian siang dan malam, hadits pun kalian dengarkan siang dan malam dari pembahasan yang menyangkut diri-diri kalian dan para wanita kalian, lalu mana amalan kalian dari Al-Qur`an dan Sunnah tersebut? Apakah setiap orang dibiarkan begitu saja terserah mau berbuat sekehendaknya?! Semuanya dibiarkan terlantar? Lâ haula walâ quwwata illâ billâh, sebagaiman hewan ternak, bahkan lebih sesat dari pada hewan ternak.
Bertakwalah kepada Allah wahai para hamba Allah.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدَادٌ لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [At-Tahrîm: 6]
Peganglah tangan para wanita kalian, perhatikanlah para wanita kalian, khususnya di tengah perkumpulan-perkumpulan yang ada. Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam (bersabda), “Janganlah kalian menghalangi para hamba Allah dari kalangan wanita untuk ke Masjid Allah. Namun rumah-rumah itu lebih baik bagi mereka, dan biarkan mereka keluar dalam keadaan tidak mengenakan wewangian badan.” Yaitu, tanpa berhias dan tanpa mengenakan parfum dan tidak pula bersolek. Ummul Mukminin Aisyah radhiyallâhu ’anhâ berkata, “Jikalau Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam melihat apa yang terjadi pada para wanita itu sudah tentu beliau akan menghalangi untuk datang ke masjid-masjid, sebagaimana Bani Israil melarang para wanita mereka.”
Maka bertakwalah kepada Allah, wahai para hamba Allah! Sungguh telah diketahui oleh para musuh agama, para wanita yang fasik dan munafik bahwa negeri ini komitmen dengan Al-‘Ibâ`ah, yaitu pakaian penutup, lebar, lagi menutup aurat, sebagai pakaian luar yang menutupi baju dan jilbab.
يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلابِيبِهِنَّ
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya.” [Al-Ahzâb: 59]
Dan Jilbab adalah lembaran kain yang lebar lagi besar yang menutup tubuh wanita mulai dari kepala hingga kedua kakinya yang melapisi pakaiannya, sehingga ia adalah penutup di atas penutup, seperti itulah al-‘ibâ`ah. Maka, mereka tahu para wanita di negeri ini tidaklah melepas al-‘ibâ`ah-nya, lalu mereka pun mengubah al-‘ibâ`ah tersebut dengan menjadikannya sebagai pakaian yang mengundang fitnah, sebagai pakaian mode, kemudian mereka pun merampingkan bentuknya dan menipiskannya hingga akhirnya berubahlah keadaan. Jikalau para wanita melepaskannya tentulah baik bagi mereka.
Bertakwalah kalian kepada Allah, wahai para hamba Allah! Perhatikanlah para istri dan putri-putri kalian! Kalian telah dengar apa yang terjadi di tengah perkumpulan-perkumpulan para wanita itu, namun tidak ada satu pun yang mengingkari, tidak ada yang mengubah, dan tidak ada pula yang melarang para wanitanya untuk pergi ke tempat-tempat seperti itu.
Bertakwalah kepada Allah, terhadap para wanita kalian! Perhatikanlah mereka dan jangan menelantarkan mereka begitu saja. Mereka keluar dari sore hingga subuh, begadang dan tertawa-tawa, gembira ria dalam perkara-perkara yang Allah-lah yang tahu kerusakannya, dalam keadaan para walinya tidak tahu, dan bahkan ia pergi dengan supirnya yang bukan mahramnya. Lalu ia pulang dengannya kepada suami atau orang tuanya dalam keadaan tidak tahu dari mana ia pergi? Dan kapan ia datang? Yang seandainya para lelaki itu punya harta atau hewan ternak, apakah akan ia biarkan begitu saja keluar? Mencari rumput sepanjang malam tidak tahu kemana perginya? Sudah tentu pasti jawabannya tidak! Demi Allah! Lalu bagaimana kiranya ternyata ia meninggalkan anak putrinya?! Saudarinya?! Dan istrinya?! Serta karib kerabat wanitanya?! Ia biarkan begitu saja keluar sepanjang malam dan siang, tidak tahu kemana perginya dan tidak pula tahu dengan siapa ia pergi?! Siapa pula teman-temanny?!
Bertakwalah kepada Allah, wahai para hamba Allah, sebelum menimpa kalian kemurkaan Allah dari adzab yang kalian tidak pernah merasa takut darinya, dengan adzab yang akan datang dari penjuru kiri dan kanan kalian. Pada saat ini kalian telah rasakan kepedihan di negeri ini, dari pembunuhan, pengusiran, perusakan, banjir besar, reruntuhan, gerhana serta keburukan-keburukan.
Bertakwalah kalian kepada Allah, sebelum siksaan merata untuk kalian yang datang dari sisi-Nya, pada saat itu doa-doa kalian takkan dikabulkan untuk kalian!
بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، وبارك لي ولكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم، أقولٌ قولي هذا واستغفر الله وأتوب إليه، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua:
الحمد لله على فضله وإحسانه، وأشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه، وسلم تسليماً كثيرًا، أما بعد:
Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah yang Maha Tinggi, terhadap diri kalian, keluarga kalian dan anak-anak kalian. Dan ketahuilah bahwasanya para penyeru pola kehidupan barat itu ada dari luar dan juga dari dalam. Mereka ingin mengeluarkan para wanita dari syari’at Islam, mereka ingin para wanita itu mengenakan pakaian mode barat, dan mereka ingin agar para wanita menanggalkan rasa malu, hingga menjadi seperti wanita barat yang kafir, inilah yang mereka inginkan. Karena itulah mereka pun mempermasalahkan masalah hijab (penutup tubuh bagi wanita), mempermasalahkan ikhtilath (campur baur pria dan wanita), mempermasalahkan wanita yang safar yang semua itu telah ditetapkan oleh syari’at. Mereka menginginkan agar para wanita melepaskan segala aturan syari’at yang membentengi dan menjaga mereka. Mereka juga ingin agar wanita tersebut berubah menjadi seperti para wanita barat kafir, yang tidak berakhlak, tidak beragama, tidak memiliki rasa malu dan kehormatan diri, seperti hewan ternak, lâ haula walâ quwwata illâ billâh!
Mana kepemimpinan kalian terhadap wanita kalian itu?! Bukankah Allah Jalla wa ‘Alâ telah menyeru kalian.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita.” [An-Nisâ`: 34]
Dimanakah kepemimpinan kalian terhadap para wanita?! Mengapa kalian tinggalkan mereka kepada serigala buas yang lapar?! Apakah kalian lebih percaya pada mereka?! Tidakkah kalian bertakwa kepada Allah wahai kaum muslimin! Sesungguhnya kalian berada di zaman berbagai fitnah, di zaman yang penuh dengan kejelekan, apa yang tidak dilakukan di perkumpulan-perkumpulan tersebut akan muncul di layar-layar, dan para wanita pun memperhatikannya yang ditayangkan di rumah-rumah kalian, ditampilkan di tengah rumah-rumah kalian, tidakkah kalian bertakwa kepada Allah Subhânahu wa Ta’âlâ?! Tidakkah kalian jaga para istri dan putra putri kalian?!, Dan kalian laksanakan amanah yang telah Allah titipkan kepada kalian?! Dan kalian kelak akan diminta pertanggung-jawaban darinya di hari kiamat.
Dan ketahuilah, bahwasanya sebaik-baik ucapan adalah kitabullah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam, dan sejelek-jelek perkara ada yang dibuat-buat dan segala kebid’ahan itu adalah kesesatan.
Wajib bagi kalian untuk bersatu dalam satu jamaah, karena tangan Allah bersama dengan jamaah, dan barangsiapa yang menyimpang maka ia akan disimpangkan ke neraka.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzâb: 56]
[Doa Penutup Khutbah]
Ya Allah, berilah shalawat serta salam kepada hamba-Mu dan utusan-Mu Nabi Muhammad, dan berilah keridhaan-Mu, ya Allah, kepada para Khulafa` Ar-Rasyidin pemuka umat yang berpentunjuk: Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali serta para shahabat seluruhnya, juga para tabi’in dan seluruh yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.
Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin, hinakanlah kesyirikan dan kaum musyrikin, hancurkanlah musuh-musuh agama. Dan jadikanlah negeri ini penuh dengan keamanan dan ketenangan, demikian juga di negeri-negeri kaum muslimin lainnya, Ya Rabb alam semesta.
Ya Allah, tolonglah agama-Mu, kitab-Mu, sunnah Nabi-Mu.
Ya Allah, tolonglah hamba-Mu yang menolong agama-Mu, dan hinakanlah dan binasakanlah orang yang menghinakan agama.
Ya Allah, jadikanlah pemimpin bagi Kami dengan orang yang terbaiknya dari Kami, dan tahanlah kejelekan orang-orang yang berbuat jelek dari kalangan Kami dan janganlah Engkau buat dosa-dosa Kami mengalahkan Kami, yang membuat Kami tidak takut pada-Mu hingga Engkau tidak merahmati Kami. Dan jauhkanlah Kami dari segala kejelekan fitnah-fitnah, yang tampak atau tidaknya!
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Ya Tuhan Kami, terimalah daripada Kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Al-Baqarah: 127]
Wahai para hamba Allah,
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنْقُضُوا الأيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلا إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kalian agar kalian dapat mengambil pelajaran. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kalian berjanji dan janganlah kalian membatalkan sumpah-sumpah (kalian) itu, sesudah meneguhkannya, sedang kalian telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian (terhadap sumpah-sumpah kalian itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kalian perbuat.” [An-Nahl: 90-91]
فاذكروا اللهَ يذكُرْكم، واشكُروه على نعمِه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبر، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.
Sumber : http://www.kabarmuslimah.net/index.php/2015/10/26/uraian-islami-tentang-wasiat-untuk-para-muslimah-dunia-muslimah/