Minggu, 07 Mei 2017

Marah Pada Anak Tidak Selesaikan Masalah! Ibu Bijak Tahu Cara Mengatasinya

Saat ini kita hidup di era yang serab sulit.


Yang mana, tekanan semakin besar dan terus saja bertambah dari hari ke hari. Mulai dari kenaikan harga kebutuhan pokok, lapangan pekerjaan yang semakin sulit, kemacetan yang tidak ada habisnya, bos yang pelit dan masih banyak lagi. Tekanan yang besar pada diri kita seolah memancing amarah semakin besar, pada akhirnya mood dalam diri menjadi begitu tak terkendali dengan amarah yang sering kali meledak. Belum lagi saat pulang kerumah dan melakukan tugas dan kewajiban sebagai orangtua.

Perilaku anak-anak yang sulit diatur dan tak bisa dinasihati, terkadang bisa saja membuat amarah kita terpancing dan terluapkan dengan begitu saja. Ya, dalam kehidupan sehari-hari, selalu ada saja hal-hal yang membuat kita sebagai orangtua dibuat stres dan frustasi. Di tengah-tengah kondisi yang memusingkan itu, muncul masalah dari si anak, mulai dari kehilangan kaus kakinya, atau mungkin teringat untuk membeli buku pelajaran yang diminta oleh si anak, sementara waktu yang dimiliki mendesak, atau mungkin juga si adik dan si kakak yang terus terjebak dalam pertengkaran sehingga akhirnya membuat amarah kita meledak.
Nah, saat menghadapi masalah seperti ini, ketika jiwa kita sedang tenang, tentunya kita akan dapat mengendalikan amarah dan menghadapi si anak dengan lebih baik. Akan tetapi, kondisi beban pikiran yang begitu banyak, serta tekanan yang datang dari berbagai pihak membuat kita stres dan tak jarang kita pun seringkali membenarkan untuk melampiaskan amarah pada anak, terutama saat anak menjadi bagian dari sumber tekanan tersebut.

Lantas demikian, adilkah sikap kita menjadikan anak-anak sebagai sasaran empuk rasa kesal dan amarah yang kita rasakan saat mereka melakukan beberapa kesalahan yang sebenarnya tidak terlalu besar?

Walaupun perilaku si anak seringkali membuat kita begitu kesal, akan tetapi sesungguhnya bukanlah hal itu yang menjadi sumber amarah anda bisa meledak dan mencapai puncaknya. Ketika anda melihat si anak berperilaku tertentu seperti misalkan ia menykiti adiknya dan anda lantas menyimpulkan bahwa si anak nantinya akan menjadi seorang psikopat dan lantas kesimpulan tersebut membawa anda pada kesimpulan berikutnya bahwa anda telah gagal menjadi orangtua adalah hal yang tidak seharusnya anda pikirkan.

Pemikian semacam ini akan dapat memicu serangkaian emosi seperti rasa takut dan perasaan bersalah dalam diri anda, Ketika anda tak mampu menampung perasaan ini dengan baik, maka cara yang akhirnya akan dipilih adalah melampiaskan kekesalan tersebut pada anak.

Sadarilah, seluruh proses psikologis tersebut hanya memakan proses beberapa detik saja. Akan tetapi, hasil yang ditimbulkan pada amarah anda memberikan pengaruh yang besar yang akhirnya membuat anda meledak dan memaki si buah hati. Mungkin memang benar, si anak membuat anda kesal dan menguji kesabaran anda, namun pahami bukan anak penyebab munculnya respon kemarah anda.

Adapun cara mengatasi sebuah masalah adalah berasal dari apa yang sudah kita pelajari sebelumnya. Cobalah berkaca dari apa yang sudah anda alami dari orangtua anda terdahulu. Ketika anda masih kanak-kanak, orangtua anda mungkin akan melakukan hal yang sama ketika anda melakukan kesalahan dengan memaki dan memarahi anda. Akan tetapi, jelas anda rasakan bahwa hal tersebut sudah membuat anda mengalami "luka" psikologis akibat kesalahan dalam pola asuh yang diberikan oleh orantua anda saat anda masih kanak-kanak. Untuk itu, tidak bijak jika anda mengulang kesalahan yang sama terhadap buah hati anda saat ini.
Mengapa Kita Bisa Marah Terhadap Si Buah Hati?

Orangtua dengan anak memiliki hubungan yang begitu unik, dimana keduanya akan dapat saling memicu amarah bahkan karena hal-hal yang sepele. Sebagai orang dewasa, tak jarang kita akan dapat bertindak irasional saat sudah berhadapan dengan anak-anak. Dan bahkan kita pun bisa bertingkah begitu kenak-kanakan mengadapi mereka. Begitu pula sebaliknya dengan anak anda. Mungkin memang benar, buah hati anda bisa sangat menyebalkan dan begitu menguji kesabaran anda, akan tetapi sadari bahwa mereka adalah buah cinta anda yang begitu anda sayangi.

Seorang psikolog menyebutkan bahwa kondisi diatas adalah fenomena yang juga dikenal dengan sebutan "ghosts in the nusery", yaki keadaan dimana si anak bisa membangkitkan perasaan marah yang terpendam dari masa kanak-kanak orangtuanya. Dan hal ini secara tIdak sadar memBuat orangtua menujukan respon sedemikian rupa untuk "melawan" kemarahan tersebut.

Amarah dan rasa takut dari masa kanak-kanak ini sedemikian kuatnya membuat si orangtua mendapatkan tantangan tersendiri untuk bisa melupakannya. Nah, dengan memahami semua hal ini, maka akan dapat membantu orangtua untuk mengendalikan amarahnya. Dengan memahami bahwa kemarah dari orangtua bisa sangat "melukai" psikologis anak-anaknya, maka akan dapt membantu anda mengendalikan emosi anda pada mereka.

Cara Mengatasi Amarah Kepada Si Anak

1. Sadari Betul Akibat yang Akan Ditimbulkan

Ketika si anak terus membangkan dengan nasihat yang anda berikan pada mereka, maka mundurlah sejenak dari "pertarungan" yang anda hadapi bersama dengan si anak. Ambil langkah ke luar rumah atau menjauh dari si anak, tarik nafas dalam-dalam dan usahakan untuk memfokuskan diri pada bagaimana meredam amarah anda yang akan meledak.

Sadari betul dampak dan akibat yang akan ditimbulkan jika amarah anda meledak pada si kecil. Pada intinya jangan pernah terpengaruh dengan rengekan atau tangisan si buah hati yang akan membuat amarah anda semakin parah. Ingat kembali bahwa mereka adalah buah cinta anda yang sudah seharusnya anda lindungi.

Jika anda sudah merasa lebih tenang, maka barulah anda bisa kembali keluar dan bicarakan kembali bersama dengan si buah hati.

2. Temukan Alasan Amarah Anda

Ketika muncul kekesalan dan amarah dalam hati, segera ambil waktu anda untuk mencari alasan penyebab anda marah saat ini. Terkadang, saat seseorang merasa tertekan dengan pekerjaannya di tempat kerjanya, membuat mereka lebih mudah bergejolak dan pada akhirnya mereka akan melepaskan stres dan depresi yang dirasakannya pada si buah hati.

3. Minta Bantuan Oranglain

Umumnya, seseorang akan merasa lebih tertekan dan akan mudah marah saat mereka tidak mendapatkan waktu istirahat yang cukup. Dalam hal ini misalkan, seorang ibu pekerja yang lelah bekerja di kantor dan belum mendapatkan istirahat sementara dirumah mereka memiliki balita berusia 3 tahun yang seringkali rewel.

Dengan demikian, untuk menghindari amarah anda meledak pada si buah hati, jangan ragu untuk meminta bantuan oranglain seperti ibu anda, adik anda atau mungkin tetangga yang memiliki waktu luang untuk mengasuh si buah hati dirumah anda. Akan tetapi, jangan pernah menitipkan buah hati anda pada anak-anak yang masih kecil. Hal ini tentu saja akan membuat keselamatan si buah hati beresiko.

4. Refreshing

Keadaan stres, beban pikiran dan tekanan adalah beberapa sumber yang akan membuat amarah mudah meledak. Saat anda terlalu sibuk bekerja di tempat kerja atau di rumah, mungkin anda butuh refreshing atau rehat sebentar. Dalam hal ini, liburan yang bisa anda dapatkan tidak usah berbentuk liburan mahal dengan mengunjungi tempat-tempat mewah. Dengan duduk rileks di tempat yang berbau alam dengan pepohonan rindang, udara yang segar akan membuat anda merasa lebih rileks dan lebih tenang sehingga amarah akan bisa diredam.

Tidak bijak tentunya saat tekanan dan stress menyerang dalam diri dan membuat kita melampiaskan kekesalan pada kesalahan kecil yang dilakukan oleh anak. Untuk itulah, beberapa hal diatas diharapkan mampu membantu anda temukan solusi mengatasi amarah anda.


Sumber : http://bidanku.com/marah-pada-anak-tidak-selesaikan-masalah-ibu-bijak-tahu-cara-mengatasinya