Kisah soal dosen yang meninggal dunia ini sungguh menyentuh hati.
Kondisi beliau saat menghembuskan nafas terakhirnya membuat banyak orang menjadi kagum.
Betapa tidak, dosen dari Universitas Kebangsaan Malaysia itu meninggal setelah salat magrib.
Akun Facebook Pencetus Ummah Rahmat Ikhsan ini menceritakan bahwa Almarhumah Zakiah binti Muhammadun meninggal dalam keadaan masih memegang Al Quran.
Kala itu dirinya tengah salat berjamaah dengan sang suami.
Sambil menunggu bedug isya, dirinya menyempatkan diri untuk mengaji.
"Dia berjemaah salat maghrib bersama suami.
Setelah salat beliau melanjutkan membaca al-Quran sambil menunggu waktu salat Isya, sementara suaminya turun ke bawah.
Saat suaminya naik kembali ke atas, dilihatnya istri kesayangan terbaring masih memakai mukena, dan tangannya memegang erat al-Quran," tulisnya.
Menurut cerita akun tersebut, di kesehariannya, wanita itu tak menunjukkan tanda-tanda akan pergi untuk selamanya.
"Dia tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sakit, dan ia melakukan semuanya seperti biasanya
1. Dia akan bangun pada pukul 4.30 pagi, mandi, salat dan membaca al-Quran sambil menunggu waktu Subuh.
Dia melakukan kegiatan ini bahkan pada hari libur.
2. Dia berhasil menghafal Surat Al Kahf, Al Mulk, Al Waaqi'ah dan Yasin.
Almarhumah kini sedang mencoba menghafal Al Baqarah.
3. Disela-sela kegiatan rutinnya ia akan mendengarkan bacaan Al-Quran saat dalam perjalanan pergi pulang dari tempat kerja.
4. Dia dengan sabar merawat ibunya yang sedang tak sehat dalam jangka waktu yang cukup lama.
5. Tidak ingat kapan terakhir ia marah karena kehidupannya selalu tersenyum dan tertawa.
6. Almarhumah selalu bersyukur, turun ke manusia di bumi, dan selalu membantu mereka yang membutuhkan, orang yang sangat ramah, mentor yang sangat bertanggung jawab.
7. Setiap Ramadhan, bersama2 dengan teman kantor, ia menggunakan waktu istirahat dengan memimpin sesi tadarrus.
Juga bersedekah buah kurma pada teman-teman satu kantornya.
8. Sangat pemurah dan rajin bersadaqah.
Setiap kali ada pengajuan permintaan bantuan dari anak yatim, dll ia tidak pernah menolaknya, ia juga membayar tagihan listrik musola.
Setiap kali ada permohonan donation anak yatim dll, tidak pernah Almarhumah hampakan dan selalunya dibuat secara diam2, termasuk bagi membayar bil elektrik surau kg orang asli.
Almarhumah juga selalu bayarkan bil bila makan dengan rakan2 pejabat.
That's what we got so far... of course that's only what we could see.
Masa hayatnya byk membantu org lain, masa meninggalnya juga banyak memberi keinsafan pd org lain. Amalan arwah could be our yardstick on where we stand now, semoga our 'today is always better than yesterday".
Marilah kita bermuhasabah diri & melakukan kebajikan dlm penuh keikhlasan kerana Allah SWT. Lazimnya perginya kita menghadap ilahi sama dgn amalan ketika di dunia. Jika didunia kita suka baca al-Quran kita dijemput pun cara begitu, in syaa Allah.
Teringat satu pesanan dlm WhatApps :
If salaat is sweet to us right now our death would be sweet if we died right now. If we eagerly wait for salaat, then when death comes to us, we will eagerly wait to be released from this cage and soar to new heights. If our salaat are burden on us right now, death will be burden on us if we die right now. If salaat is painful, death will be painful.
Look at our salaat, improve our salaat, and we will improve our connection with Allah. Wallahua'lam.
Tak ayal, postingan itu sampai lima ribu kali dibagikan dan mendapat 10 ribu like dari netizen.
Sumber : http://www.merdekasiana.com/2017/04/kisah-dosen-meninggal-saat-membaca.html
Kondisi beliau saat menghembuskan nafas terakhirnya membuat banyak orang menjadi kagum.
Betapa tidak, dosen dari Universitas Kebangsaan Malaysia itu meninggal setelah salat magrib.
Akun Facebook Pencetus Ummah Rahmat Ikhsan ini menceritakan bahwa Almarhumah Zakiah binti Muhammadun meninggal dalam keadaan masih memegang Al Quran.
Kala itu dirinya tengah salat berjamaah dengan sang suami.
Sambil menunggu bedug isya, dirinya menyempatkan diri untuk mengaji.
"Dia berjemaah salat maghrib bersama suami.
Setelah salat beliau melanjutkan membaca al-Quran sambil menunggu waktu salat Isya, sementara suaminya turun ke bawah.
Saat suaminya naik kembali ke atas, dilihatnya istri kesayangan terbaring masih memakai mukena, dan tangannya memegang erat al-Quran," tulisnya.
Menurut cerita akun tersebut, di kesehariannya, wanita itu tak menunjukkan tanda-tanda akan pergi untuk selamanya.
"Dia tidak menunjukkan tanda-tanda sedang sakit, dan ia melakukan semuanya seperti biasanya
1. Dia akan bangun pada pukul 4.30 pagi, mandi, salat dan membaca al-Quran sambil menunggu waktu Subuh.
Dia melakukan kegiatan ini bahkan pada hari libur.
2. Dia berhasil menghafal Surat Al Kahf, Al Mulk, Al Waaqi'ah dan Yasin.
Almarhumah kini sedang mencoba menghafal Al Baqarah.
3. Disela-sela kegiatan rutinnya ia akan mendengarkan bacaan Al-Quran saat dalam perjalanan pergi pulang dari tempat kerja.
4. Dia dengan sabar merawat ibunya yang sedang tak sehat dalam jangka waktu yang cukup lama.
5. Tidak ingat kapan terakhir ia marah karena kehidupannya selalu tersenyum dan tertawa.
6. Almarhumah selalu bersyukur, turun ke manusia di bumi, dan selalu membantu mereka yang membutuhkan, orang yang sangat ramah, mentor yang sangat bertanggung jawab.
7. Setiap Ramadhan, bersama2 dengan teman kantor, ia menggunakan waktu istirahat dengan memimpin sesi tadarrus.
Juga bersedekah buah kurma pada teman-teman satu kantornya.
8. Sangat pemurah dan rajin bersadaqah.
Setiap kali ada pengajuan permintaan bantuan dari anak yatim, dll ia tidak pernah menolaknya, ia juga membayar tagihan listrik musola.
Setiap kali ada permohonan donation anak yatim dll, tidak pernah Almarhumah hampakan dan selalunya dibuat secara diam2, termasuk bagi membayar bil elektrik surau kg orang asli.
Almarhumah juga selalu bayarkan bil bila makan dengan rakan2 pejabat.
That's what we got so far... of course that's only what we could see.
Masa hayatnya byk membantu org lain, masa meninggalnya juga banyak memberi keinsafan pd org lain. Amalan arwah could be our yardstick on where we stand now, semoga our 'today is always better than yesterday".
Marilah kita bermuhasabah diri & melakukan kebajikan dlm penuh keikhlasan kerana Allah SWT. Lazimnya perginya kita menghadap ilahi sama dgn amalan ketika di dunia. Jika didunia kita suka baca al-Quran kita dijemput pun cara begitu, in syaa Allah.
Teringat satu pesanan dlm WhatApps :
If salaat is sweet to us right now our death would be sweet if we died right now. If we eagerly wait for salaat, then when death comes to us, we will eagerly wait to be released from this cage and soar to new heights. If our salaat are burden on us right now, death will be burden on us if we die right now. If salaat is painful, death will be painful.
Look at our salaat, improve our salaat, and we will improve our connection with Allah. Wallahua'lam.
Tak ayal, postingan itu sampai lima ribu kali dibagikan dan mendapat 10 ribu like dari netizen.
Sumber : http://www.merdekasiana.com/2017/04/kisah-dosen-meninggal-saat-membaca.html